Judul: The Great Arab Conquests (Penaklukan Terbesar
dalam Sejarah Islam
yang Mengubah Dunia)
Penulis: Hugh Kennedy
Penerjemah: Ratih
Ramelan
Penerbit: Alvabet
Cetakan: I, September
2008
Tebal: 504 halaman
Peresensi: A. Mustofa
|
Survival of the Fittest. Begitulah diktum yang
dinubuatkan Darwin. Naluri manusia selalu ingin bertahan hidup, karena
keinginan itulah mereka terdorong untuk melakukan apapun. Mereka yang kuat,
mereka pula yang dapat bertahan.
Begitulah kira-kira pesan yang secara implisit
ingin disampaikan penulis buku Hugh Kennedy berjudul The Great Arab Conquests:
Penaklukan Terbesar dalam Sejarah Islam yang Mengubah Dunia. Betapa kondisi
geografis tanah Arab yang tandus dan gersang menjadi salah satu pemicu kuat
bagi tentara-tentara Arab melakukan penaklukan ke wilayah-wilayah jajahannya.
Kondisi alam yang gersang itu membuat masyarakat
Arab hidup secara nomadik, berpindah-pindah ke tempat lain, demi melanjutkan
kehidupan. Proses perpindahan itulah yang pada gilirannya banyak menimbulkan
penaklukan secara frontal, melalui peperangan dan pendudukan.
ukan hanya itu, penulis mengidentifikasi faktor
yang mendorong bangsa Arab Muslim untuk melakukan penaklukan dan peperangan,
yaitu tendensi primordialisme dan tribalisme; di mana masyarakat Arab sangat
mengagung-agungkan suku–meski setelah datang Islam. Faktor lain adalah motivasi
ekonomi dan kedudukan. Dengan peperangan mereka akan mendapatkan harta rampasan
perang (ghanimah).
Lebih dari itu, penulis menangkap kesan kuat
adanya tekanan yang tidak kalah besarnya dari segi doktrin ajaran Islam yang
mengajarkan tentang keutamaan jihad. Janji syuhada dan surga menjadi motiv
penting para tentara untuk berjuang. Seperti pada QS. 4: 72-74 yang lazim
dijadikan legitimasi (h. 60).
“Sebuah miniatur yang hebat campuran antara
nilai budaya dari sebuah masyarakat nomadik dan ideologi agama baru,” tegas
Hugh Kennedy (h. 469).
Buku ini berusaha memberikan jawaban dari
seorang pendeta asal Syria, John Bar Penkaye, yang mempertanyakan alasan
penaklukan Arab yang cepat dan kemampuan mereka bertahan tetap.
Penulis ingin tahu sekaligus takjub dengan
kemampuan revolusi para tentara Arab Muslim dalam menyebarkan ajarannya di
samping membuka wilayah jajahan baru. Sebagaimana diketahui, hanya dalam waktu
satu abad setelah kematian Muhammad tahun 632, bangsa Arab berhasil menaklukan
kawasan Timur Tengah, Asia, bahkan daratan Eropa.
“Munculnya Islam sebagai agama dominan dan
bahasa Arab sebagai bahasa yang hampir universal tidak akan pernah terjadi
tanpa penaklukan.”
Buku ini mengulas secara lebih ekstensif
dibanding buku-buku dengan tema yang sama. Dengan pendekatan sosiologis
historis, penulis mampu menukik ke relung-relung peristiwa yang terjadi di
balik penaklukan bangsa Arab terhadap wilayah sekitarnya.
Penulis di dalam buku ini memberikan penekanan
ke dalam tiga tema, yaitu kisah penaklukan para pejuang Muslim atas
wilayah-wilayah di Timur Tengah, Eropa, dan Asia; kedua, pendudukan bangsa Arab
setelah penaklukan wilayah itu; dan ketiga, karya ini merupakan ingatan dan
penciptaan ingatan. Ditulis dengan 13 bab (1 bab menjelaskan dasar penaklukan,
9 bab menjelaskan pengalaman Arab menaklukan wilayah-wilayah yang kemudian jadi
kekuasaannya, 1 bab menjelaskan representasi orang yang ditaklukan, 2 bab
pendahuluan dan kesimpulan.
Buku ini mengulas siasat bangsa Arab dalam
menjalankan politik penaklukan ke sejumlah wilayah. Digambarkannya bagaimana
tentara Arab menduduki wilayah-wilayah yang tengah dilanda konflik internal,
melakukan negosiasi, dan provokasi terhadap negara-negara yang menjadi target
kekuasannya.
Terkesan bangsa Arab mengambil untung dari
situasi objektif setiap negara yang dilanda kekacauan. Terlepas dari anggapan
bahwa Islam berusaha menyelamatkan orang-orang tertindas itu, sejatinya penulis
menduga para tentara Arab itu pun bertindak sama seperti halnya penjajah. Meski
begitu, penulis melihat bahwa kemampuan penaklukan itulah yang kemudian
memberikan pengaruh besar terhadap perubahan peradaban dunia saat ini.
Membaca buku ini tidak seperti buku yang ditulis
para penulis Barat pada umumnya, menggambarkan Islam secara peyoratif. Paling
tidak penulis ini berusaha lebih realistis dalam menjelaskan konteks dan ruang
sejarah penaklukan Arab saat itu. Hal itu tampak dari afirmasi dia terhadap
naskah-naskah Arab dalam referensinya.
Kehadiran buku ini sangat penting, tak hanya
memberikan sumbangan dalam studi sejarah Islam di Timur Tengah, tapi juga
membuka pendekatan baru dalam kajian sejarah Islam. [*]
Dimuat
di Rakyat Merdeka, 26 Maret 2009
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar