Sabtu, 22 Maret 2014

24 Wajah Billy -- (resensi 2)

Judul: 24 Wajah Billy
Penulis: Daniel Keyes
Penerjemah: Miriasti & Meda Satrio
Penyunting: Budhyastuti R.H
Penerbit: Qanita, cet 1, Juli 2005


…buat saya buku tentang Billy Milligan yang berkepribadian 24 ini sangat memikat, dan menambah wawasan. Apalagi Billy pernah terlibat kasus perkosaan dan harus berurusan dengan polisi. Suatu kisah sejati yang bermanfaat bagi para profesional, maupun awam.
Sarlito W. Sarwono, psikolog, penerjemah Sybill

Demikian komentar pujian terhadap buku 24 Wajah Billy dari psikolog terkenal Sarlito W. Sarwono. Rasanya komentar ini cukup untuk memberi gambaran pada para calon pembaca buku ini untuk membaca dan menyelami kehidupan Billy Milligan yang memiliki 24 kepribadian dalam dirinya.
24 Wajah Billy (The Minds of Billy Milligan) yang ditulis oleh Daniel Keyes adalah buku yang berisi riwayat hidup faktual William Stanley Milligan hingga kini, Billy adalah orang pertama dalam sejarah Amerika yang pada akhir 1970-an dianggap tidak bersalah atas berbagai tindak kriminal dengan alasan tidak waras karena dia memiliki kepribadian majemuk.
Buku ini dibagi dalam dua bagian besar dengan 16 bab yang ditulis secara memikat oleh Keyes. Bagian pertama buku ini dibuka dengan terungkapnya kasus perkosaan 3 orang wanita di Fakultas Kedokteran Ohio State University. Berdasarkan kesaksian dari para korban akhirnya kepolisian setempat berhasil menangkap si pelakunya yang bernama Billy Milligan. Dalam proses penyiapan persidangan dari para pengacaranya akhirnya terungkap bahwa Billy memiliki kepribadian majemuk dan beberapa dari kepribadian tersebut melakukan tindak kriminal tanpa diketahui oleh pribadi-pribadi lainnya. Dengan alasan inilah para pengacaranya berusaha membebaskan Billy dari segala tuduhan dengan dalih ketidakwarasan akibat kepribadian majemuk.
Pada bagian kedua, buku ini mengisahkan kehidupan Billy semenjak ia lahir hingga kini, pada bagian ini dikisahkan bagaimana pribadi Billy yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang buruk menjadi rapuh dan terpecah-pecah akibat menyaksikan ayah kandungnya bunuh diri dan mengalami pelecehan seksual dari ayah tirinya. Satu persatu pribadi terbentuk dan muncul sesuai dengan keadaan yang dialami Billy. Ada William S. Milligan (Billy), pribadi inti yang rapuh, Arthur sang pemimpin, pria Inggris yang selalu rasional, Ragen yang akan muncul jika Billy dalam keadaan bahaya, Allen yang manipulatif dan pandai bicara, Tommy, ahli melepaskan diri, David, penanggung rasa nyeri, Adalana wanita lesbian yang pemalu, Philip si penjahat brutal, Kevin si penjahat kelas teri, dan lainnya. Total kepribadian yang dimiliki Billy kelak diketahui sebanyak 24 kepribadian! Kepribadian ini secara bergantian memasuki kehidupan Billy, awalnya kesemuanya diatur oleh pribadi Arthur yang menentukan siapa-siapa saja yang akan muncul, namun ada kalanya terjadi masa kacau-balau dimana pribadi-pribadi tersebut muncul diluar kendali Arthur dan mengacaukan kehidupan Billy dan menyebabkan terjadinya tindak kriminal yang menyebabkan ia harus masuk penjara, diadili, dan dikirim ke beberapa rumah sakit mental untuk mendapat perawatan. Ketika menjalani perawatan di Athens Mental Health Center lambat laun kepribadian Billy terfusi melebur menjadi satu pribadi utuh yang dinamai Sang Guru. Dialah Billy yang seutuhnya dan Sang Guru yang memiliki nyaris segenap ingatan yang utuh inilah yang bekerjasama dengan Keyes sehingga memungkinkan buku ini ditulis.
Secara keseluruhan kisah ini sangat menarik untuk dicermati, dari segi alur cerita Keyes menyajikan dengan sangat baik, dimulai dari terungkapnya kasus perkosaan cerita kembali ke masa-masa awal kehidupan Billy dan latar belakang keluarganya. Keyes menuliskannya dengan cemerlang dan teliti, hal ini tentu saja buah dari ketekunan Keyes dalam mempersiapkan buku ini, dimana Keyes menghabiskan waktu selama dua tahun bersama Billy Miligan, dan telah mewawancarai keluarga, dan beberapa dokter dan petugas medis yang pernah merawat Billy.
Ada banyak peristiwa menarik yang dialami Billy dalam buku ini, sehingga membaca buku setebal 699 halaman ini menjadi tak membosankan, banyaknya pribadi Billy yang muncul mengisi keseluruhan buku ini tak membuat cerita menjadi rumit karena Keyes menuturkannya dengan sangat baik. Kelancaran bertutur Keyes juga membuat buku ini tidak hanya jernih dan cermat, tapi juga memancarkan rasa empati bagi para penderita kepribadian majemuk. Dari segi keilmuan buku ini juga dapat dijadikan sebuah dokumen ilmu jiwa dan kemasyarakatan. Semua unsur itu membuat keterbacaan buku ini tinggi, bisa dinikmati oleh siapa saja mulai dari pembaca awam hingga para profesional bidang kejiwaan. Selain itu buku ini juga menyajikan unsur-unsur kisah kriminal dan peradilan yang memikat. Tak heran, buku ini pada tahun 1982 memperoleh nominasi Best True Crime Category Edgar Award oleh The Mistery Writers of America.
Dari segi terjemahan, terjemahan yang baik membuat buku ini mudah dipahami oleh pembaca kita. Walau buku ini diterjemahkan oleh dua orang namun peran penyunting terlihat sangat baik dalam menjaga kekonsistenan kalimat yang dipergunakan. Beberapa kalimat percakapan tampaknya dicoba dibuat agak santai dengan mengganti kata ‘tidak’ dengan ‘nggak’, walau mungkin awalnya agak mengganjal bagi sebagian pembaca namun hal ini tidak mengganggu kenikmatan membaca buku ini secara keseluruhan.
Dari segi pengemasan tampaknya buku inipun dipersiapkan dengan sangat baik, hal ini terbukti dengan diraihnya Desain Cover Terbaik pada Pameran Buku Bandung 2005, yang diselenggarakan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Cabang Jawa Barat pada 2-8 Agustus 2005 di Bandung.
Buku The Minds of Billy Milligan ditulis oleh Daniel Keyes – penulis asal New York AS- pada tahun 1981, sayangnya baru kali ini buku ini diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Walau bisa dikatakan buku ini terlambat diterbitkan di Indonesia namun buku ini masih layak untuk dibaca karena melalui buku ini kita akan diberi wawasan baru mengenai kasus kepribadian majemuk. Bahkan bukan tak mungkin buku ini pada akhirnya akan menjelaskan jauh lebih banyak akan apa yang terdapat dalam pribadi kita, tentang diri kita sendiri…” [*]

--HERNADI TANZIL

Sumber:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar