Selasa, 25 Maret 2014

Tafsir Al-Asas; Kandungan dan Rahasia di Balik Firman-Nya



Judul: Tafsir Al-Asas; Kandungan dan Rahasia
          di Balik Firman-Nya
Penulis: Drs KH A. Busyro Karim, MSi
Penerbit: Muara Progresif, Surabaya
Cetakan: I, Juli 2009
Tebal: xi+202 Halaman
Peresensi: Masduri AS*)

Al-Qur’an yang menjadi sumber utama di dalam Agama Islam, seharusnya pula menjadi pegangan yang ingin dicapai untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Al-Qur’an tidak hanya diturunkan untuk suatu umat, tidak hanya untuk satu abad, tetapi untuk semua umat dan sepanjang zaman (shalih fi kulli zaman wa makan). Luas ajarannya, sama dengan luasnya umat manusia belahan dunia. Atas dasar itulah, interpretasi-interpretai baru terhadap Al-Qur’an sangat dibutuhkan, demi meniscayakan Al-Qur’an sebagai falsafah hidup setiap umat manusia.
Dalam Al-Qur’an, kandungan dasarnya terbagi menjadi dua bagian, pertama berisi konsep-konsep dan bagian kedua berisi sejarah atau amsal-amsal. Untuk memahami Al-Qur’an secara mendalam dibutuhkan pendekatan sintelik-analitik. Yang demikian itu, sependapat dengan pendapatnya Prof. DR. Kunto Wijoyo, bahwa pendekatan sintelik-analitik dibutuhkan untuk mendapat pemahaman yang komprehensif terhadap Al-Qur’an. Sebab semua konsep  yang ada dalam Al-Qur’an memiliki keunikan secara semantik, tapi juga Al-Qur’an juga memiliki kaitan dengan matrik struktur normatif tertentu. Maka, hal tersebut dapat kita pahami melalui pesan-pesan Al-Qur’an. Konsep-konsep Al-Qur’an memiliki tujuan memberikan gambaran welting chewing (pandangan-dunia)-nya.
Selanjutnya, bagian kedua dalam Al-Qur’an berisi kisah-kisah sejarah dan amsal-amsal, disini Al-Qur’an mengajak kita merenung untuk memperoleh wisdom (hikmah) agar kita tahu apa hakikat dan makna hidup yang sebenarnya. Untuk itu, interpretasi kita terhadap Al-Qur’an butuh penyesuaian dengan masyarakat saat ini. Contohnya pada kisah Qorun, Fir'aun, Namrud dan sebagainya. Uarian tafsir kita seharuanya juga membahas seperti apa Qarun, Fir'aun, Namrud di era modern ini, misalanya kapitalisme, koruptor, ateisme, aliran sesat, dan lain-lain, agar kita – pembaca lebih mudah memahami apa sebenarnya pesan Al-Qur’an yang harus kita laksanakan.

Fatihah Masa Kini
Banyak para mufassir yang mengemukakan, sepakat, bahwa surat Al-Fatihah mengurai singkat tentang seluruh isi Al-Qur’an. Secara universal, surat Al-fatihah menjelaskan kandungan Al-Qur’an, seperti masalah keimanan, hukum-hukum dan sejarah. Sehingga surat Al-Fatihah dalam Al-Qur’an, disebut sebagai Ummul Furqan (induk Al-Qur’an).
Surat Al-Fatihah memiliki keistimewaan dan keutamaan tersendiri. Bahkan surat Al-fatihah, di dalam penyusunannya, menempati urutan pertama. Surat Al-fatihah ini melengkapi unsur-unsur pokok syariat Islam, yang kemudian, perinciannya dijelaskan pada ayat-ayat berikutnya dengan jumlah 113 surat.
Meyikapi pelbagai fenomena yang terjadi di era global ini, banyak upaya dilakukan oleh kaum muslimin untuk membumikan nilai-nilai Keislaman dimuka bumi ini. Salah satunya adalah dilakukannya interpretasi-interpretasi baru terhadap Al-Qur’an, guna menjawab problem-problem yang dihadapi umat dan agar Al-Qur’an tetap menjadi acuan dari prilaku setiap muslim. Sehingga tak hayal jika banyak model tafsir yang muncul dihadapan kita, karena bagaimanapun Al-Qur’an adalah sumber utama syariat Islam yang sebagian isinya masih membutuhklan interpretasi mendalam agar bisa difahami seluruh umat manusia, seperti ayat-ayat mutasyabbihat (general).
Bahkan, jika dilakukan pengkajian lebih mendalam – melalui ilmu stilistika misalnya – bahasa Al-Qur’an sangat unik dan memiliki nilai kesusastraan yang cukup tinggi. Salah satu dari sekian bayak tafsir yang ada adalah Tafsir Al-Asas; Kandungan dan Rahasia di Balik Firman-Nya, yang ditulis oleh kiai muda NU asal Sumenep Madura, KH A. Busyro Karim, yang secara khusus, tafsir ini membahas tentang isi, makna dan keistimewaan yang terkandung di balik surat Al-fatihah.
Buku ini ditulis dengan bahasa yang cukup sederhana. Bahasanya lewes dan cukup dimengerti semua kalangan. Dari yang awan hingga para ilmuan. Isi buku ini mengurai secara rinci tentang makna yang termaktup dalam surat Al-fatihah.
Hanya saja, penulis dalam penulisan Tafsir Al-Asas ini, kurang banyak memberikan contoh bagaimana mengaktualisasikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam konteks kekinian, walaupun ada tetapi sebatas serpihan saja. Sehingga pemahaman tafsirnya cendrung teoritis dan pengungkapan faktanya banyak sejarah-sejarah masa silam, dan bahkan uraian tafsirnya  banyak ditemukan dalam buku-buku lain. Sehingga buku ini hanya cendrung diskriptif saja yang diambil disana-sini dari buku lain. Alangkah baiknya, jika penulis mampu mengaitkan dengan masalah-masalah berkembang dewasa ini dan tentunya akan menambah bobot tersendiri buku ini.
Penulis juga di dalam melakukan penafsiran terhadap makna sebuah teks dalam Al-Qur’an (surat Al-Fatihah) tidak adanya teori jelas yang digunakan untuk membedah masing-masing huruf dan ayat di dalamnya.
Terlepas dari beberapa kelemahan itulah, buku ini tetap penting dibaca, disaat kita – umat Islam – banyak yang lupa dengan urusan akhirat. Mereka telah banyak tergoda dan masuk dalam gubangan kehidupan yang sifatnya sementara (duniawi), tidak kekal (fana’), yang terkadang menipu. Selamat membaca! [*]

*) Santri PP Nasy’atul Muta’allimin (NASA) Gapura Timur, Sumenep, Madura

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar