Judul: Goodbye, Bush!
(Sepatu Perpisahan dari Baghdad)
Penulis: Muhsin Labib
Penyunting: Anwar M.
Aris
Penerbit: Rajut
Publishing House
Cetakan: I, Januari
2009
Tebal: 96 hlm.
Peresensi: Hernadi
Tanzil
|
Siapa yang menyangka seorang presiden negara
adidaya diakhir masa jabatannya akan dipermalukan harkat dan martabatnya oleh
seorang wartawan darinegara yang berada dalam jajahannya.Tapi itulah yang
menimpa Presiden Amerika Serikat George W. Bush pada 14 Desember 2008.
Hari itu Bush datang di Irak,mendarat di Bandara
International Baghdad dengan pesawat kepresidenan Air Force One. Selain ingin
berpamitan dengan tentara Amerika di sana, tujuan Bush adalah menandatangani
pakta keamanan Amerika-Irak yang sempat direvisi beberapa kali dan ditentang
oleh sebagian faksi di parlemen Irak.
Karena peristiwa penandatangan pakta keamanan
itu demikian penting, dan konferensi pers sesudahnya telah diagendakan,
tentunya telah banyak wartawan dalam dan luar negeri dengan kamera televisi
yang siap menayangkannya secara live. Seluruh petugas Secret Service juga telah
menyiapkan semua prosedur pengamanan supermaksimum lengkap dengan peralatan
canggihnya. Telah dipastikan dalam ruangan tak ada bom,pistol, atau apa pun
yang mengancam keamanan Sang Presiden dan Perdana Menteri.
Saat al-Maliki dan Bush berdiri di podium dengan
tatapannya yang penuh kepercayaan diri hendak bersiap menjawab pertanyaanpara
wartawan, tiba-tiba peristiwa luar biasa terjadi. Seorang wartawan televisi
Al-Baghdadia, Muntadhar Al-Zaidi, tiba-tiba melemparkan sepatunya ke arah Bush
sambil berteriak, “Good bye,dog!” Belum sempat para pengawal bereaksi, Al-Zaidi
itu melempar sebelah sepatunya lagi. Untung Bush pandai mengelak sehingga kedua
sepatu itu tak mengenai kepalanya.
Walau luput dari lemparan sepatu,peristiwa
memalukan yang diliput langsung oleh hampir seluruh stasiun televisi dunia itu
tersebar dengan cepat, menghibur banyak pemirsa, dan segera saja menjadi bahan
gurauan dan melahirkan berbagai reaksi dari seluruh masyarakat dunia. Tentunya
peristiwa ini bisa menjadi insiden yang paling memalukan sepanjang sejarah
kepresidenan Amerika karena tapak sepatu adalah simbol penghinaaan pamungkas
dalam budaya Arab. (Pada April 2003, setelah patung Saddam Hussein dirobohkandi
Baghdad, banyak orang memukuli wajah patung itu dengan tapak sepatu mereka.)
Selama ini kita hanya membacadan melihat
peristiwa tersebut melalui koran-koran, televisi, streamingvideo di Internet,
dan lain-lain.Kini kita bisa membaca peristiwa itu secara utuh melalui buku
yang ditulis oleh Muhsin Labib,jurnalis, cendekiawan muslim, salah satu penulis
buku laris Ahmadinejad!David di Tengah Angkara Goliath Dunia (Hikmah, 2008).
Buku ini memang sengaja dibuat secara cepat oleh
penerbitnya agar kisah sepatu itu masih segar dalam ingatan kita. Jika
diistilahkan,mungkin, buku ini merupakan “flashbook”. Atau, ada juga yang
menyebutnya “magazine book”.Pendeknya, ini buku yang dibuatuntuk menangkap
sebuah peristiwa yang sedang tren secara cepat.Biasanya buku jenis ini tak terlalu
tebal dan hanya menyarikan bahan-bahan dari berita-berita yang beredar di media
masa.
Menurut Rajut Publishing, penerbitnya,Goodbye
Bush! inimungkin merupakan salah satubuku tercepat yang pernah
dibuat.Diselesaikan dalam waktu 2x24jam.
Apa yang bisa dihasilkan dengan buku yang dibuat
secepat demikian? Walau ditulis secara cepat, buku ini tak dibuat secara
serampangan,karena nama penulisnya dan penerbit tentu saja dipertaruhkan. Oleh
penulisnya, buku ini dibagi menjadi tiga bagian. Pertama memuat serangkaian
peristiwa seputarpakta Keamanan Amerika-Irak dan polemik-polemiknya. Bagian ini
memuat berbagai pasal pakta pertahanan itu beserta pasal-pasal rahasia yang
ada. Dari pasal-pasal itu terlihat dengan jelas bagaimana Amerika masih enggan
sepenuhnya melepas cengkeraman militernya atas Irak.
Bagian kedua memaparkan peristiwa pelemparan
sepatu oleh Al-Zaidi. Lalu peristiwa-peristiwa susulannya,atau respons dunia
internasional setelah insiden itu. Di bagian ini akan terungkap hal-hal menarik
dan lucu akibat aksi pelemparan itu, seperti bagaimana kini sepatu usang dengan
model dari tahun 1999 itu menjadi sepatu yang paling dicari, sampai-sampai ada
yang menawarnya hingga Rp110 milyar.
Di mana kini sepatu itu berada? Jawabannya bisa
ditemui di buku ini. Yang pasti, kini, pabrik pembuatnya kebanjiran order
karena pesanan jenis sepatu itu naik hingga empat kali lipat. Dan
uniknya,kebanyakan pesanan berasal dariAmerika, Inggris, dan sejumlah negara
Arab.
Selain itu, terungkap pula bahwa aib bagi sang
Presiden itu malah menjadi hiburan gratis bagitentara Amerika di Irak.
Merekaterbahak-bahak melihatnya.
Bagian Ketiga memuat profil singkat Al-Zaidi dan
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan sosoknya setelah aksi
pelemparan,seperti penyiksaan yang dialaminya dan dukungan serta simpati mulai
dari sesama wartawan hingga ibu-ibu yang bersedia menikahkan anak gadisnya
dengan Al-Zaidi.Bagaimanapun, Al-Zaidi memang telah menjadi pahlawan dan simbol
perlawawan terhadap Amerika dan sekutu-sekutunya. Bahkan setelah peristiwa itu
para pejuang infitada di Jalur Gaza tak lagi melempari tentara Israel dengan
batu melainkan dengan sepatu.
Memang buku kecil yang juga dilengkapi dengan
foto-foto ini hanya memuat secara kronologis latarbelakang, sebelum, saat, dan
berbagai reaksi setelah insiden pelemparan sepatu terjadi. Tak ada analisis
komprehensif. Tapi tampaknya ia menjadi yang pertama diIndonesia (bahkan
mungkin di dunia?) yang memaparkan insiden pelemparan sepatu pada Bush. [*]
Dimuat
di Tempo, Edisi 28 Januari 2009
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar