Jumat, 14 Maret 2014

Goodbye, Bush! (Sepatu Perpisahan dari Baghdad)



Judul: Goodbye, Bush! (Sepatu Perpisahan dari Baghdad)
Penulis: Muhsin Labib
Penyunting: Anwar M. Aris
Penerbit: Rajut Publishing House
Cetakan: I, Januari 2009
Tebal: 96 hlm.
Peresensi: Hernadi Tanzil


Siapa yang menyangka seorang presiden negara adidaya diakhir masa jabatannya akan dipermalukan harkat dan martabatnya oleh seorang wartawan darinegara yang berada dalam jajahannya.Tapi itulah yang menimpa Presiden Amerika Serikat George W. Bush pada 14 Desember 2008.
Hari itu Bush datang di Irak,mendarat di Bandara International Baghdad dengan pesawat kepresidenan Air Force One. Selain ingin berpamitan dengan tentara Amerika di sana, tujuan Bush adalah menandatangani pakta keamanan Amerika-Irak yang sempat direvisi beberapa kali dan ditentang oleh sebagian faksi di parlemen Irak.
Karena peristiwa penandatangan pakta keamanan itu demikian penting, dan konferensi pers sesudahnya telah diagendakan, tentunya telah banyak wartawan dalam dan luar negeri dengan kamera televisi yang siap menayangkannya secara live. Seluruh petugas Secret Service juga telah menyiapkan semua prosedur pengamanan supermaksimum lengkap dengan peralatan canggihnya. Telah dipastikan dalam ruangan tak ada bom,pistol, atau apa pun yang mengancam keamanan Sang Presiden dan Perdana Menteri.
Saat al-Maliki dan Bush berdiri di podium dengan tatapannya yang penuh kepercayaan diri hendak bersiap menjawab pertanyaanpara wartawan, tiba-tiba peristiwa luar biasa terjadi. Seorang wartawan televisi Al-Baghdadia, Muntadhar Al-Zaidi, tiba-tiba melemparkan sepatunya ke arah Bush sambil berteriak, “Good bye,dog!” Belum sempat para pengawal bereaksi, Al-Zaidi itu melempar sebelah sepatunya lagi. Untung Bush pandai mengelak sehingga kedua sepatu itu tak mengenai kepalanya.
Walau luput dari lemparan sepatu,peristiwa memalukan yang diliput langsung oleh hampir seluruh stasiun televisi dunia itu tersebar dengan cepat, menghibur banyak pemirsa, dan segera saja menjadi bahan gurauan dan melahirkan berbagai reaksi dari seluruh masyarakat dunia. Tentunya peristiwa ini bisa menjadi insiden yang paling memalukan sepanjang sejarah kepresidenan Amerika karena tapak sepatu adalah simbol penghinaaan pamungkas dalam budaya Arab. (Pada April 2003, setelah patung Saddam Hussein dirobohkandi Baghdad, banyak orang memukuli wajah patung itu dengan tapak sepatu mereka.)
Selama ini kita hanya membacadan melihat peristiwa tersebut melalui koran-koran, televisi, streamingvideo di Internet, dan lain-lain.Kini kita bisa membaca peristiwa itu secara utuh melalui buku yang ditulis oleh Muhsin Labib,jurnalis, cendekiawan muslim, salah satu penulis buku laris Ahmadinejad!David di Tengah Angkara Goliath Dunia (Hikmah, 2008).
Buku ini memang sengaja dibuat secara cepat oleh penerbitnya agar kisah sepatu itu masih segar dalam ingatan kita. Jika diistilahkan,mungkin, buku ini merupakan “flashbook”. Atau, ada juga yang menyebutnya “magazine book”.Pendeknya, ini buku yang dibuatuntuk menangkap sebuah peristiwa yang sedang tren secara cepat.Biasanya buku jenis ini tak terlalu tebal dan hanya menyarikan bahan-bahan dari berita-berita yang beredar di media masa.
Menurut Rajut Publishing, penerbitnya,Goodbye Bush! inimungkin merupakan salah satubuku tercepat yang pernah dibuat.Diselesaikan dalam waktu 2x24jam.
Apa yang bisa dihasilkan dengan buku yang dibuat secepat demikian? Walau ditulis secara cepat, buku ini tak dibuat secara serampangan,karena nama penulisnya dan penerbit tentu saja dipertaruhkan. Oleh penulisnya, buku ini dibagi menjadi tiga bagian. Pertama memuat serangkaian peristiwa seputarpakta Keamanan Amerika-Irak dan polemik-polemiknya. Bagian ini memuat berbagai pasal pakta pertahanan itu beserta pasal-pasal rahasia yang ada. Dari pasal-pasal itu terlihat dengan jelas bagaimana Amerika masih enggan sepenuhnya melepas cengkeraman militernya atas Irak.
Bagian kedua memaparkan peristiwa pelemparan sepatu oleh Al-Zaidi. Lalu peristiwa-peristiwa susulannya,atau respons dunia internasional setelah insiden itu. Di bagian ini akan terungkap hal-hal menarik dan lucu akibat aksi pelemparan itu, seperti bagaimana kini sepatu usang dengan model dari tahun 1999 itu menjadi sepatu yang paling dicari, sampai-sampai ada yang menawarnya hingga Rp110 milyar.
Di mana kini sepatu itu berada? Jawabannya bisa ditemui di buku ini. Yang pasti, kini, pabrik pembuatnya kebanjiran order karena pesanan jenis sepatu itu naik hingga empat kali lipat. Dan uniknya,kebanyakan pesanan berasal dariAmerika, Inggris, dan sejumlah negara Arab.
Selain itu, terungkap pula bahwa aib bagi sang Presiden itu malah menjadi hiburan gratis bagitentara Amerika di Irak. Merekaterbahak-bahak melihatnya.
Bagian Ketiga memuat profil singkat Al-Zaidi dan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan sosoknya setelah aksi pelemparan,seperti penyiksaan yang dialaminya dan dukungan serta simpati mulai dari sesama wartawan hingga ibu-ibu yang bersedia menikahkan anak gadisnya dengan Al-Zaidi.Bagaimanapun, Al-Zaidi memang telah menjadi pahlawan dan simbol perlawawan terhadap Amerika dan sekutu-sekutunya. Bahkan setelah peristiwa itu para pejuang infitada di Jalur Gaza tak lagi melempari tentara Israel dengan batu melainkan dengan sepatu.
Memang buku kecil yang juga dilengkapi dengan foto-foto ini hanya memuat secara kronologis latarbelakang, sebelum, saat, dan berbagai reaksi setelah insiden pelemparan sepatu terjadi. Tak ada analisis komprehensif. Tapi tampaknya ia menjadi yang pertama diIndonesia (bahkan mungkin di dunia?) yang memaparkan insiden pelemparan sepatu pada Bush. [*]

Dimuat di Tempo, Edisi 28 Januari 2009
Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar