Judul
Buku: Media Pembelajaran Aktif
Penulis: Utomo Dananjaya Penerbit: Nuansa Cendekia Bandung Tahun terbit: November 2010. Tebal: 342.hlm
Peresensi:
Makmun Yusuf
|
Gagasan reformasi
pendidikan dimulai dengan evaluasi kurikulum 1994 oleh Litbang Departemen
pendidikan yang menghasilkan buku potret kurikulum. Salahsatu
kesimpulannya menyebutkan kurikulum 1994 itu lebih mengutamakan materi yang
dianggap tidak cocok lagi dengan tuntutan reformasi. Hal inilah yang mendorong
pengubahan paradigma pendidikan ke arah kompetensi. Ikhtiar ini bukan saja
untuk memperbaiki atau menyempurnakan, tetapi secara mendasar bermaksud
mengubah paradigma pendidikan.
Berpijak pada arah
gerak reformasi ini, Utomo Dananjaya melihat secara jeli apa yang harus diubah,
ke arah mana perubahan tersebut harus berjalan, dan lebih penting dari itu
ialah bagaimana cara mengubahnya. Pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti ini
mudah diutarakan, melainkan sulit untuk dijawab dalam bentuk karya ilmiah.
Berbagai buku materi pendidikan sudah banyak yang beredar pada 12 tahun
terakhir ini. Tetapi sebagian pada materi-materi pembelajaran tersebut sebagian
besar muatan lokalnya sangat kurang.
Buku ini adalah
hasil perkawinan antara progresivitas pendidikan modern yang menyandarkan pada
kearifan lokal. Dengan kata lain Utomo tidak sekedar mengadopsi sistem baru
dari Barat melainkan secara kritis menyerap hal yang baik dari luar dan
menggali potensi-potensi positif dari kearifan lokal.
Paradigma
pembelajaran sesungguhnya tidak lepas dari ideologi. Banyak analisa terhadap
masalah pendidikan, termasuk metode pembelajaran yang lupa bagaimana ideologi
bermain di belakangnya. Sebagai pemikiran kritis yang memahami hubungan
produksi ekonomi, politik dan kebudayaan Utomo mampu melihat “apa sesungguhnya
pendidikan”, “apa sesungguhnya sekolah,” dan “bagaimana sekolah yang tepat dan
baik” itu harus dilakukan.”
Berpijak dari sisi
makro tersebut Pak Tom melangkah dengan melakukan terobosan untuk menemukan
formulasi materi pembelajaran. Karena guru dalam dunia sekolah kita masih
sangat berperan kuat, maka menjadi sebuah kebutuhan lahirnya sebuah pencerahan
bagi para guru. Itulah mengapa buku ini memiliki slogan “BUKUNYA PARA GURU”.
Logika simplenya,
kalau kita berharap murid menjadi cerdas, kreatif, lebih baik, maka guru itu
sendiri harus memiliki pedoman yang kuat. Kenya taan ini sangat realistis
dengan apa yang dihadapi dunia pendidikan kita di mana kita sering menemukan
guru kurang menguasai materi saat mengajar dengan buku ajar yang baru.
Buku ini menjadi
penting untuk penguasaan skill para guru untuk selalu siap menghadapi beragam
jenis materi. Kita bisa membuktikan pada buku ini dengan menikmati hubungan
antara visi besar (idealisme) dengan kiat praktis.
Pada bagian pertama
memuat beberapa hal. Topik Fondasi pendidikan sangat penting disimak secara
seksama karena di sana ad aide-ide besar dari ragam ideology yang sangat
mempengaruhi bidang pendidikan di era globalisasi ini.
Berlanjut pada Bab
II kita akan diajak memahami Fondasi Pendidikan secara lebih detail. Pada bagian
ini benar-benar diserap karena akan mengantarkan kita memahami apa yang tidak
bermakna dan apa yang bermakna sehingga kita bisa kritis untuk memilih apa yang
harus diterapkan dan apa yang harus ditinggalkan.
Berlanjut pada Bab
III, kita akan mendapatkan konsep Pembelajaran Berpusat Pada Siswa. Dari
sinilah pembongkaran paradigma perilaku guru harus berubah kea rah yang lebih
humanis dan berdiri setara dengan siswa. Rumus-rumus ini akan mengajak kita
merenungkan kembali apa hakekat pendidikan itu buat kita, juga buat anak-anak
didik kita. Dan lebih penting dari kita “bagaimana kita seharusnya melangkah”.
Berlanjut pada
Bagian III buku ini bicara pada wilayah praktis pembelajaran dengan
konsep-konsep model diskusi, model proyek, model permainan (games), Ice Breaker
(aktivitas-aktivitas pemanasan). Banyak hal baru yang secara praktis bisa kita
terapkan sebagai cara pembelajaran yang tepat.
Selain rumusan
praktis itu, buku ini juga menjelaskan kelengkapan untuk memenuhi
terselenggaranya pembelajaran aktif. Pada bagian ini kita akan diperkenalkan
pentingnya apresiasi pembelajaran sebagai memovitasi siswa untuk bangkit,
kreatif dan memiliki mental menjadi pemberani, mandiri dan bertanggungjawab.
Selamat membaca. [*]
*) Makmun Yusuf. Pecinta
Buku
Sumber:
Kompas, 25 November
2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar