Judul
Buku: Muda Mudi yang Dicintai Nabi
Penulis: Alaik S. Penerbit: Pustaka Pesantren Cetakan: Pertama 2011 Tebal: xvii + 125 Halaman Peresensi: Hodariyatus Sofia*) |
Masa muda adalah
penentu masa depan seseorang. Kesuksesan seseorang tergantung pada bagaimana ia
menggunakan masa mudanya dengan baik. Kita tahu bahwa pemuda memiliki gairah
hidup yang kuat, fisik kuat, mental masa kokoh dan semangat yang menggebu.
Sinergi kesemuanya ini yang mampu mendobrak apapun, sehingga bila masa muda
bisa dikelola dengan baik, niscaya masa depannya akan cerah.
Buku yang ditulis
oleh Alaiks S. dengan judul “Muda
Mudi yang Dicintai Nabi” mencoba memberikan gamabaran kepada pemuda
bagaimana semestinya pemuda itu bersikap, berbicara dan bertindak. Uniknya buku
ini adalah kumpulan hadis yang secara khusus pembahasannya dikaitkan dengan
pemuda. Sehingga membuat muda mudi Islam lebih dekat dengan agama. Uraiannya
begitu renyah dan menggairahkan. Membuat siapa saja yang membaca mudah memahami
buku ini.
Ditengah laju
kemajuan dunia modern buku ini menemukan tempat yang istimewa. Betapa kita
sudah sering dikagetkan dengan kekacaun muda-mudi. Moral mereka sangat
memprihatinkan. Dengan buku ini mereka bisa belajar bagaimana menjadi pemuda
yang ideal, sesuai ajaran Islam. Sehingga kecerahan masa depannya akan semakin
jelas.
Sungguh sangat
disayangkan jika masa muda yang begitu istimewa bagi perjalanan hidup seseorang
berlalu begitu saja, tanpa ada hasil yang membanggakan. Karena bila masa yang
istimewa ini tidak bisa dikelola dengan baik, sulit berharap kecerahan masa
depan.
Masa muda
semestinya digunakan sebaik mungkin. Salah satunya dengan menuntut ilmu
semaksimal mungkin. Kita bisa menyaksikan kesenjangan dalam bidang IPTEK
anatara Muslim dan Non Muslim. Nah, masa muda merupakan masa sangat tepat
memfokuskan diri memperbanyak ilmu pengetahuan. Sehingga ketertinggalan umat
Islam segera dapat terselasaikan.
Harapan kemajuan
Islam masa depan, ada pada pemuda yang hidup saat ini. Untuk itu meraka tidak
boleh bermalas-malas diri. Waktu yang mereka miliki harus dapat dipergunakan
sebaik mungkin. Setiap detik yang ada pada detak jam adalah kekayaan setiap
manusia yang sangat berharga. Menyia-nyaikan waktu sama dengan bunuh diri. Apa
arti hidup, jika waktu yang diberikan Tuhan tidak bisa dipergunakan
sebaik mungkin.
Walaupun masa muda
adalah masa produktif untuk menuntut Ilmu, tetapi perlu dilengkapi dengan
berbagai kegiatan positif yang menunjang kemandirian diri. Apalagi masa modern
seperti sekarang ini, di mana setiap orang tidak hanya dituntut mengantongi
ijazah dari bangku pendidikan formal, tetapi juga diharuskan memiliki
keterampilan dan kemahiran tertentu. Jika hanya mengandalkan ilmu di bangku
sekolah saja, tentu tidak cukup. Oleh karena itu, berbagai pengalaman yang
membangun potensi diri sangat membantu kebutuhan diri sendiri (hal 94).
Keterampilan
tersebut disesuaikan dengan skills yang dimilikinya masing-masing. Karena tidak
semua orang memiliki kemapuan yang sama, sehingga pemuda juga butuh orang yang
dapat membatu mengasah kemampuan dirinya. Meraka dapat belajar kepada siapapun
yang bisa membantu pengembangan keterampilanya. Yang penting potensi dalam
dirinya tidak beku, sehingga terus mengalami peningkatan.
Membangun Komitmen
Setelah memiliki
keilmuan yang luas dan keterampilan yang bagus, pemuda perlu membangun kometmen
untuk menjaga integritas dirinya. Agar ia tidak mudah terombang-ambing arus
perubahan dunia modern yang kian tak menentu. Artinya, ketika mersepon sesuatu
jangan langsung ikut-ikutan tanpa petimbangan yang matang. Kebiasan-kebiasan
baik yang sering dilakukan harus dijaga keistiqamahannya agar keterampilan yang
dimiliki bisa terus berkembang.
Komitmen diri
seorang pemuda sangat dibutuhkan. Perjalanan hidup yang masih panjang
membutuhkan energi tinggi. Dan itu semua bisa tercapai bila pemuda meliki
kometmen kuat untuk tetap ada dalam jalan yang benar.
Sebagai calon
pemimpin masa depan, pemuda harus benar-benar siap mengahadpi masa depanya.
Esok ketika ia sudah besar akan memikul tanggung jawab yang besar. Tidak mungkin
pemuda yang lemah akan bisa mengemban amanah tersebut. Dari itu selain
kemampuan fisik, pemuda juga harus memiliki mental yang bagus. Seperti yang
dinyatakan penulis dalam buku ini, pemuda ideal adalah pemuda yang memiliki
kekuata fisik dan non fisik. Kekuatan fisik meliputi segar bugar, kesehatan dan
ketangguhan diri. Sedangkan kekuatan non fisik mencakup, ilmu pengetahuan,
wawasan yang luas, akhlak yang mulia dan berlandaskan fondasi agama. Kaloborasi
keduanya akan bersinergi jika pemuda memiliki kometmen kuat untuk selalu
bekerja keras demi kecerahan masa depan. Dengan demikian seberat apapun beban
yang dipikulkan kepada mereka akan teras enteng.[*]
*) Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Trunojoyo Bangkalan Madura, alumni Pesantren Nasy’atul Muta’allimin Gapura Sumenep
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar