Judul:
Pers Indonesia di Mata Saya
Penulis: Erick Thohir Penerbit: Republika Penerbit, Jakarta Tebal: xiv + 240 halaman |
Bisnis. Itulah
gambaran media di mata seorang Erick Thohir. Selama ini, kita mengenal Erick
Thohir sebagai pelaku dan sekaligus pemilik kelompok bisnis media. Dengan
bendera Mahaka dia telah menjalankan bisnis media dalam berbagai platform.
Pengalaman yang telah dilalui dan dijalani selama ini, dituangkannya dalam buku
berjudul ‘Pers Indonesia di Mata Saya’.
Buku ini mengupas
dunia yang justru dalam mata banyak orang kerap dijadikan alat bisnis. Padahal,
sejatinya, profesionalisme dan idealisme dibutuhkan dalam bisnis apa pun,
termasuk media. Dan sebagaimana bisnis lain pada umumnya, media juga bisa hidup
apabila produknya disukai secara terus-menerus oleh banyak orang.
Pers yang ideal itu
seperti apa? Seiring laju modernisme, pers menjadi lahan bisnis. Peminat dan
pelakunya beragam dan terus bertambah. Tak dapat dihindarkan, sering kali
kepentingan pemegang modal bercampur dalam kebijakan redaksi suatu media.
Pemberitaan dirancang sedemikian rupa guna menyokong kepentingan pemegang
modal. Di titik tersebut, pers beralih wujud menjadi komoditas komersial.
Lalu bagaimanakah
mempertahankan idealisme dan independensi pers yang telah menjadi ‘bisnis’
dengan segala perangkat supply and demand? Bisnis media atau bisnis pers,
sejatinya bisa dijalankan lewat pendekatan tertentu agar medianya dapat hidup,
tumbuh-kembang sebagai entitas mandiri, dan tidak bergantung pada kepentingan
lain di luar dunianya sendiri sehingga idelaisme di dalam media tersebut tetap
terjaga.
Buku ini mencoba
mengetengahkan informasi dari unsur-unsur yang menopang laju dunia media dan
bisnis komersial, perebutan audiens, naik-turunnya pengaruh pemberitaan, hingga
perkembangan bentuk dan penyajian berita. Kiranya ini adalah sekelumit
frgamen-fragmen dunia pers Indonesia generasi kini.
Tidak hanya dunia
media secara makro, buku ini juga mengungkap dinamika mikro industri media.
Ruang redaksi yang menjadi salah satu simpul penting dalam bisnis media dibahas
dengan paparan yang renyah sehingga sangat mudah dicerna. Gesekan-gesekan yang
kerap terjadi dalam bisnis media juga menjadi salah satu tema yang disorot
sebagai salah satu warna yang membedakannya dengan bisnis di bidang lain.[*]
Sumber:
Republika, 09 Maret
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar