Judul: 24 Wajah Billy
Judul Asli: The Minds of Billy Milligan
Penulis: Daniel Keyes Penerjemah: Miriasti & Meda Satrio Penerbit: Qanita Tahun: 2005 - Cetakan pertama Tebal: 699 hal |
William
Stanley Milligan baru berusia 4 tahun saat ia, untuk pertama kalinya,
"menciptakan" sosok Christene, gadis kecil berusia 3 tahun yang
menjadi teman bermain Kathy, adik Billy, nama panggilan William. Berawal dari
rasa sepinya akibat tidak punya kawan bermain di rumah: Jim, kakak lelakinya
tak suka bermain dengannya, sedangkan Kathy masih terlalu kecil, maka ia lalu
menciptakan tokoh Christene tadi. Selanjutnya, seiring peristiwa-peristiwa
menyakitkan dalam hidupnya, tokoh-tokoh yang lain mulai hadir. Sampai Billy
dewasa. Kesemuanya berjumlah 24! Sekali lagi, dua puluh empat.
Satu
angka yang mencengangkan untuk kasus kepribadian majemuk. Kasus terakhir yang
pernah sangat menghebohkan di Amerika sana adalah kasus Sybill yang memiliki 16
kepribadian. Bagaimana sejarahnya sehingga kepribadian seorang Billy dapat
terbelah, memecah menjadi 24?
Seperti
banyak terjadi pada kasus-kasus kelainan jiwa, riwayat Billy yang terpecahpun
dimulai dari masa kecilnya yang tidak bahagia (ingat saja kasus child abuse
dengan korbannya Dave Pelzer, yang kisahnya telah dibukukan. Salah satunya berjudul
A Child Called It )Terlahir sebagai anak kedua dari pasangan Dorothy Sand,
seorang penyanyi klub, dan Johnny Morrison, pelawak, di klub yang sama, Billy
tumbuh dalam suasana rumah tangga orangtuanya yang tidak harmonis. Ayah dan
ibunya - kelak ia tahu bahwa mereka ternyata tidak pernah menikah resmi - kerap
bertengkar yang mengakibatkan anak-anak mereka menjadi sasaran kemarahan. Billy
yang paling lemah dari ketiganya sangat rentan terhadap gangguan kejiwaan.
Untuk melindungi dirinya dari kemarahan-kemarahan yang dilampiaskan orangtuanya
kepadanya, ia lalu membentuk pribadi-pribadi yang kuat atau yang tidak peduli,
sehingga ia terhindar dari tekanan-tekanan itu.
Keadaan
bertambah buruk saat ayahnya meninggal dunia akibat bunuh diri dan lalu ibunya
menikah lagi dengan Chalmer Milligan. Ayah tirinya inilah penyumbang terbesar
penyebab penyimpangan kepribadian yang diderita Billy seumur hidupnya. Chalmer
ternyata seorang pedofilia yang sangat berbahaya dan Billy-lah korbannya. Maka,
semakin parahlah kondisi psikologis bocah malang itu. Jiwanya terpecah-pecah
menjadi Arthur yang rasional, Ragen yang jago berkelahi, Allen, si agnostik,
Tommy si "Houdini", Danny yang selalu ketakutan, David, bocah
penanggung rasa nyeri, Christene, si anak sudut, Adalana yang lesbian, Philip
dan Kevin sang kriminal, serta beberapa karakter lagi yang kesemuanya muncul
secara bergantian sebagai reaksi dari kondisi dan situasi menekan yang dihadapi
Billy sebagai pribadi inti.
Semula
tak ada yang menyadari kelainan yang diderita Billy. Hingga suatu hari di bulan
Oktober 1977 ia ditangkap dan ditahan polisi dengan tuduhan perampokan dan
perkosaan. Inilah awal terkuaknya kepribadian majemuk Billy Milligan melalui
pemeriksaan psikologis oleh psikolog Dorothy Turner.
Berikutnya
adalah kisah perjalanan hidup Billy Milligan yang penuh kesakitan. Berkali-kali
ia mesti ke luar masuk penjara dan rumah sakit jiwa akibat perbuatan yang
dilakukan di luar kesadarannya. Pemberitaan pers dan cercaan masyarakat yang
menuduhnya bersandiwara, menambah berat penderitaannya. Beruntung masih ada
orang-orang baik yang bersedia membantunya untuk sembuh. Mereka adalah Dorothy
(ibu kandungnya), Kathy dan Jim yang tetap mencintainya apapun keadaannya. Juga
para dokter dan perawatnya yang telah memberikan perhatian dalam pengobatan dan
terapi tanpa kenal menyerah. Memang, telah sering terbukti, kekuatan cinta
mampu mengatasi segala kesulitan dan penderitaan.
Berjudul
asli The Minds of Billy - terbit pertama kali 1982 di New York, AS - novel
hasil tulisan Daniel Keyes ini, berhasil menghadirkan sebuah kisah nyata yang
menguras emosi. Keyes memaparkannya secara flash back (kilas balik) dengan
bahasa yang lugas, ringan, jujur, dan gampang dimengerti. Istilah-istilah ilmu
kejiwaan dijelaskan dengan kalimat-kalimat yang mudah dipahami, sehingga kita
seperti membaca novel fiksi. Fakta-fakta yang disuguhkan cukup obyektif dan
adil, karena Keyes mengambilnya dari beberapa nara sumber, baik lewat wawancara
dengan tokoh-tokoh yang terlibat maupun bahan-bahan tulisan / artikel.
Kisah
Billy ini, selain membuka wawasan kita tentang kejiwaan manusia, juga mengajak
kita untuk lebih peduli lagi pada permasalahan anak. Betapa pentingnya
melindungi anak dari peristiwa dan tindak kekerasan. Mereka bagaikan kristal
rapuh yang jika pecah akan sulit sekali menyatukannya kembali. Mereka berhak
mengalami masa kanak-kanak yang bahagia. Berikan mereka kenangan manis tentang
masa kecilnya.
Dalam
edisi bahasa Indonesia, novel ini berjudul 24 Wajah Billy. Pujian patut
ditujukan terutama untuk penerjemahnya yang telah mengalihbahasakannya dengan
baik sehingga menjadi cerita yang enak dibaca sampai lembar terakhir. Pun untuk
rancangan gambar sampulnya hasil kreasi Andreas Kusumahadi yang meraih predikat
desain sampul terbaik pada Pameran Buku IKAPI Jawa Barat beberapa waktu lalu.
[*]
--Endah
Sulwesi
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar