Judul:
Soeharto di Bawah Militerisme Jepang
Penulis: David Jenkins Penerbit: Komunitas Bambu Tahun: I, November 2010
Peresensi:
Andriadi Achmad*)
|
Soeharto merupakan
salah satu nama besar yang tercatat sebagai bagian dari sejarah bangsa
Indonesia. Seoharto pernah memimpin bangsa Indonesia dalam rentang waktu
relatif cukup panjang, yaitu selama 32 tahun (1966-1998).
Di bagian awal masa
kepemimpinannya, Soeharto mampu mempersembanhkan torehan prestasi dalam bidang
pembangunan—khususnya ekonomi.
Bahkan Indonesia di
masa tahun ‘80- an pernah dinobatkan sebagai “Macan Asia” sehingga Soeharto
dijuluki sebagai bapak pembangunan. Tetapi, di bagian akhir masa kekuasaannya,
Soeharto dikenal sebagai pemimpin otoriter, bertangan dingin, dan
antidemokrasi.
Melalui buku
Soeharto di Bawah Militerisme Jepang ini, David Jenkins mencoba
mengilustrasikan kisah sejarah perjalanan kehidupan Soeharto muda di usia awal
20-an pada masa pendudukan Jepang.
Sebagaimana
dipaparkan dalam buku ini, pada awal tahun 1942, Pulau Jawa berada dalam
keadaan bergejolak dan terjadi perubahan sosial politik tidak terduga.
Saat itu, kolonial
Belanda menyerah tanpa syarat pada kekuatan Jepang. Terlukiskan bahwa kisah
kekuasaan tanpa tantangan di Jawa selama 110 tahun itu berakhir hanya dengan
delapan hari pertempuran.
Untuk lebih
memahami gonjangganjing politik di masa Soeharto muda, penulis buku ini
menyelipkan kisah bagaimana rakyat Jawa pada masa itu tersadar bahwa ternyata
ada kekuatan lain yang melebihi superioritas bangsa Eropa, yaitu saudara tua
sesama Asia (Jepang). Nilai-nilai mulia dan patriotisme sangat dipahami orang
Jawa.
Jepang bertempur
dengan ruh spiritual, semangat juang, dan tanggung jawab atas kewajiban suci
epada Kaisar Jepang.
Hal ini telah
membalikkan mitos keunggulan bangsa Eropa (Belanda). Lebih jauh, dalam buku
ini, Soeharto diceritakan sebagai seorang pemuda yang penuh ketenangan,
loyalitas, kecakapan, dan kesederhanaan.
Perilaku tersebut
mampu memberi kesan mendalam bagi para instrukturnya, para perwira Jepang di
Peta (Pembela Tanah Air).
Pada akhirnya hal
itu menimbulkan kepercayaan dari pihak Jepang, Soeharto muda kerap mendapatkan
tugas khusus dan penting. Dalam buku setebal 256 halaman ini, tersaji paparan
cukup menarik dan bernilai lebih.
David Jenkins,
seorang wartawan senior Australia, tidak mainmain mengumpulkan segala data.
Bahkan dengan menyatukan ingatan tokoh-tokoh yang terlibat di masa muda
Soeharto, yaitu para pejabat tentara ke-16 AD Jepang dan Beppan serta
kolega-kolega Soeharto di Peta.
Dengan penelusuran
melalui serangkaian wawancara, David Jenkins mendapatkan temuan-temuan menarik
dan humanis, melengkapi daftar referensi yang membuat buku ini bukan sekadar
sajian intelektual, tapi juga sebuah tuturan riwayat informatif atas seorang
pemuda, berkat kecakapan sekaligus keberuntungannya sehingga menjadi seorang
penguasa rezim Orde Baru. [*]
*) Mahasiswa
Program Pascasarjana Ilmu Politik FISIP UI
Sumber:
Koran Jakarta, 22
Nopember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar