Judul
Buku: Ahmadinejad Menggugat; Republik Islam Iran
Mematahkan Arogansi Amerika dan Israel
Penulis: Dr Mahmud Ahmadinejad Penerbit: Zahra, Jakarta Cetakan: I, September 2008 Tebal: 346 halaman Peresensi: Fikrul Umam M.S.*) |
Saat
ini pemerintah negara-negara Barat yang dimotori Presiden Amerika Serikat (AS),
George W. Bush, begitu memusuhi Iran dan Presidennya, Mahmud Ahmadinejad.
Berbagai isu dikembangkan untuk menyudutkan Iran dan Ahmadinejad, mulai dari
isu terorisme sampai isu senjata nuklir. Faktanya, semua itu hanyalah
akal-akalan Zionis Israel dan Amerika untuk melancarkan rencana busuk mereka
yang hendak mendirikan Israel Raya yang membentang dari sungai Nil (mesir)
hingga ke sungai Furat (Irak).
Iran
dan presidennya menjadi batu penghalang terbesar bagi rencana mereka. Kalahnya
pasukan Israel oleh Hizbullah, dukungan Iran di Libanon dan kefasihan
Ahmadinejad di Universitas Columbia, merupakan bentuk perlawanan yang
mengangkat martabat umat Islam yang selama ini terpuruk di bawah kaki AS dan
Zionis. Buku ini memuat pikiran-pikiran Ahamadinejad serta visinya dalam
membangun tatanan dunia yang adil di masa depan. Niscaya kita akan bisa membaca
ke mana arah kebijakan Iran dan akan dibawa ke mana segala ketegangan yang
terjadi antara Iran dan negara-negara Barat yang dimotori AS.
Dalam
pidatonya, Ahmadinejad berkata, “Dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Ya, Allah, segerakanlah kemenangan, keselamatan, serta pertolongan
kepada wali-Mu dan jadikanlah kami termasuk sebaik-baiknya pengikut, penolong
baginya serta jadikan mati kami sebagai mati syahid dalam membelanya.”
Ahmadinejad mempunyai beberapa jurus dalam memimpin dan menegakkan keadilan
bagi bangsa Iran, di antaranya; pertama, keadilan, menurut Ahmadinejad, hubungan
dirinya dan manusia dan dunia internasional, memiliki beberapa standar dan
ukuran yang berpengaruh bagi pembenahan kondisi dan untuk sampai kepada
kesepakatan serta keamanan abadi.
Standar
pertama adalah keadilan, keadilan adalah undang-undang, hak, ilmu, perdamaian,
kemakmuran, penghormatan, keamanan, kemuliaan dan kemerdekaan, hak menentukan
nasib dan kebebasan bagi semua orang.
Kedua,
cinta dan kasih sayang; tanpa penyebaran cinta dan kasih sayang di antara
manusia tidak mungkin akan terjadi kesepakatan. Ketika manusia satu dengan yang
lainnya tidak mencintai dan menyayangi, maka tidak mungkin akan ada
penyelesaian bagi permusuhan yang ada. Ketiga, menjaga hak-hak dan harga diri
manusia; termasuk kepada hal-hal yang fitri yang terdapat dalam diri manusia,
kehendak manusia, Tuhan dan para Nabi ilahi.
Dalam
kasus nuklir, Ahmadinejad berpendapat jika kita memperhatikan nilai keadilan di
mana undang-undang, hak dan keadilan berlaku bagi semua, maka akar kebencian
akan hilang. Iran merupakan anggota Badan Tenaga Atom (IAEA) dan sesuai aturan,
Iran memiliki hak-hak yang dimiliki anggota IAEA. Menurut laporan IAEA, Iran
sama sekali tidak melakukan penyimpangan. Ini merupakan ketidakadilan ketika AS
dan zionis menyimpang dari perdamaian, dan tidak menjalankan undang-undang
pelarangan senjata nuklir, tidak berusaha menghancurkan senjata nuklirnya,
malah menghalangi salah satu anggota IAEA (Iran) dalam menjalankan aktivitas
nuklir untuk perdamaian dunia.
Kita
mesti menghormati hak-hak rakyat Irak untuk menentukan nasibnya sendiri serta
menghormati kemerdekaan bagi seluruh daerah Irak. Dalam rezim zionisme,
Ahmadinejad berpendapat; sebuah rezim yang secara paksa menyerbu Palestina
dengan persenjataan dari Amerika. Sebelum rezim zionis datang, Islam, Kristen,
Yahudi hidup berdampingan dan bersaudara. Di masa lampau, Palestina hampir
tidak pernah terjadi persengketaan dan perpecahan antar-kaum atau mazhab, atau
juga antar-kelompok masyarakat.
Datanglah
rezim zionis yang manifestasi dari keserakahan, perampasan, dan pembunuhan,
menyerang kepada orang-orang muslim. Berlawanan dengan semboyan zionisme, yaitu
kebebasan, demokrasi, dan hak-hak asasi manusia. Rezim zionis merupakan garis
merah buat mereka, ketika Iran telah kehilangan kebebasan dan kehilangan telah
hilang, maka rezim zionis segera mengunci rapat-rapat bibir mereka, dan bahkan
membela kriminalitas rezim zionis. Banyak ratusan bocah palestina yang disiksa,
dan para pemudanya juga disiksa di dalam penjara kaum zionis yang amat
mengerikan.
Kaum
zionis bukanlah Yahudi, Kristen, apalagi Islam. Mereka adalah budak uang,
kekuatan, dan harta. Para pengikut Musa Kalimullah, para pengikut Isa Ruhullah
dan para pengikut Muhammad Rasulullah tidak ada yang mengajarkan berkelahi dan
pertentangan. Semua mengajarkan keadilan, dan sama menyembah Tuhan Yang Maha
Esa sehingga selayaknya hidup berdampingan dalam perdamaian dan persahabatan.[*]
*) Pustakawan, Pengajar pada Hasyim Asy’ari Institute, Yogyakarta
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar