Judul
buku: Masyarakat Berkomunikasi
Editor: YB. Margantoro Penerbit: Pustaka Nusatama, Yogyakarta Cetakan: Pertama, Mei 2008 Tebal: 402 halaman |
Dewasa
ini, kehidupan manusia yang serba modern tidak akan lepas dari peran media dan
informasi. Salah satu peran media bagi manusia adalah untuk menjalin relasi
atau koneksi dengan orang lain. Dalam konteks inilah, media dan informasi
menjadi penting agar komunikasi berjalan dengan baik.
Segala
aktivitas manusia adalah merekontruksi hidup agar lebih nyaman (comfortable),
baik dan sejahtera. Dalam mencapai kenyamanan itulah manusia berusaha mencari
berbagai segmen yang di butuhkan. Ya, salah satunya adalah komunikasi. Manusia
hidup tanpa komunikasi atau berkomunikasi akan hidup tanpa informasi. Kehidupan
tanpa informasi, menjadikan hidup tak berarti. Itulah urgennya berkomunikasi.
Dalam
bahasa Inggris komunikasi atau communicateberarti hubungan, yaitu suatu proses
penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain
agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua
belah pihak.
Apabila
tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih
dapat dilakukan dengan menggunakan garak-gerik badan, menunjukkan sikap
tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala dan mengangkat bahu. Cara
seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non verbal. Dan berbagai benda
(noun) itu yang dinamakan alat komunikasi.
Perjumpaan
manusia dengan alat komunikasi membuat manusia semakin menyadari keberadaannya.
Sifat hakiki manusia yang ingin mengetahui banyak hal terpenuhi dengan di
temukannya media komunikasi yang semakin hari semakin canggih.
Otak
manusia terpacuh untuk melakukan terobosan-terobosan baru agar hidup semakin
nyaman dan sejahtera. Sederet informasi akan di dapat dengan mudah jika
melakukan komunikasi. Sebab itu, komunikasi sangat penting bagi kehidupan dan
keeksistensian manusia itu sendiri.
Pengaruh
komunikasi sangat signifikan dalam penentuan kualitas sebuah masyarakat atas
informasi. Komunikasi yang berlangsung dengan continious akan mencipta
masyarakat yang lebih berfikir progresif dan korektif dalam bertindak, tanpa
tergesa-gesa dalam memutuskan sesuatu. Intinya, melakukan sesuatu dengan segala
pertimbangan dan memutuskannya dengan mencari sumber informasi yang akurat.
Sejarah
komunikasi mengiringi peradaban manusia sejak 1930-an. Manusia mulai
berkeinginan memperoleh informasi dengan cepat dan mudah. Tak salah jika
kecanggihan teknologi (media) mengantarkan manusia pada proses itu.
Ini
juga di pengaruhi oleh kebutuhan manusia yang dari zaman ke zaman semakin
kompleks. Sifat hedonisme masih menjadi culture negatif yang menjadi
kebanggaan. Padahal, kebanggaan itulah yang membawa manusia ke dunia hura-hura
dan konsumtif. (hlm:192-193)
Hakikatnya,
komunikasi ada karena manusia ada. Tetapi, lebih spesifiknya karena pemberi
pesan dan penerima pesan ada, begitu juga alat komunikasinya. Hewan dan
tumbuhanpun juga dapat berkomunikasi antara satu dengan yang lain.
Komunikasi
bukan hanya secara lisan, tetapi bisa vertikal, horizontal, tertulis bahkan
pribadi massa. Dengan berkomunikasi, manusia dapat mencapai titik relasi awal
pertemuan dua atau lebih dari sejenis ataupun tak sejenis. Interaksi manusia
dengan yang lainya dapat tercapai jika dengan komunikasi yang efektif.
Bagaimanakah
berkomunikasi yang efektif? adalah komunikasi yang saling memberi pemahaman
antara satu dengan yang lain. Komunikasi di katakan berhasil bila bersifas
trelasional yang senantiasa merujuk pada tujuan komunikasi itu sendiri. Yakni
mencapai saling mengerti atas informasi yang di sampaikan oleh pemberi pesan
dan penerima pesan.(hlm:221-223)
Buku
yang berjudul “Masyarakat Berkomunikasi” ini memberikan sebuah dorongan khusus
kepada masyarakat untuk berkomunikasi. Dari komunikasi manusia (masyarakat)
dapat menjalin hubungan lebih akrab, dekat, nyaman, saling pengertian, saling
memberi dan melengkapi infomasi antara satu dengan yang lainnya. Urgennya,
berkomunikasi telah mengawali perkembangan peradaban dunia.
Buku
yang terdiri dari kumpulan tulisan ini memberikan warna baru bagi dunia
komunikasi. Karena dari berbagai perspektif, buku ini merangkum secara lugas
dan menuangkan secara jelas pentingnya berkomunikasi. Menurut buku ini,
komunikasi dapat terealisasikan dengan melalui beberapa aspek:
Pertama:
perlu adanya kesetaraan antara pemberi pesan dan penerima pesan. Simbol dan
makna yang terselip di dalamnya mampu di mengerti oleh keduanya. Inilah apa
yang di namakan komunikasi efektif.
Kedua:
seperti yang dikatakan Jurgen Habermas, seseorang yang terlibat harus mempunyai
kemahiran dalam kebahasaan. Kemahiran ini paling tidak mempunyai kriteria
jelas, jujur dan benar.
Ketiga:
media yang dipakai. Meminjam istilah dari Marshall Mcluhan, the medium is the
message.
Media
yang di gunakan adalah pesan itu sendiri. Dalam perkembangan komunikasi, sejauh
ini ia dapat menempati berbagai ruang. Diantaranya teologi, jurnalistik,
hubungan media, dan masyarakat.
Di
dalam Teologi, merupakan komunikasi manusia dengan tuhannya. Tuhan menciptakan
perbedaan dan pertentangan untuk bertegur sapa, saling mengetahui satu sama
lain. Bukan berpecah belah, mengibarkan bendera kemenangan sendiri-sendiri.
Sebenarnya,
penyebaran informasi secara timbal balik ini merupakan bagian dari jurnalistik.
Bagi media massa, komunikasi tidak lagi menjadi hal yang tabu, tetapi sudah
menjadi anaknya sendiri. Masyarakat dapat merealisasikannya untuk menjadi
“masyarakat informasi”.
Hadirnya
buku ini dapat memberi motivasi progresif tersendiri dalam pembelajaran
berkomunikasi. Setidaknya menambah spirit bagi masyarakat untuk berkomunikasi
dengan yang lainnya agar terhindar dari kesalahpahaman, menumbuhkan kedewasaan
bahkan pemberantas kebodohan.
Komunikasi
telah mengantarkan manusia untuk sampai pada realita kemanusiaan yang
menginginkan kesempurnaan, kebaikan, dan kenyamanan dalam hidup.
Kenapa
tidak memanfaatkannya? Satu hal yang harus di sepakati adalah sikap selektif,
mampu memilih mana yang membawa kebaikan dan mana yang justru menghancurkan
peradaban manusia.
Dari
buku ini kita dapat mengambil khasanah tersendiri bagi perkembangan komunikasi
di zaman modern ini. Juga penggunaan bahasa sehari-hari secara efektif dan
komunikatif. Bahasa yang selalu membawa manusia menunjukkan identitas dan
kualitas diri. [*]
*) Suyadi Muhammad, Pengelola Cabeyan Scriptorium, Yogyakarta.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar