Senin, 24 Maret 2014

Masyarakat Berkomunikasi

Judul buku: Masyarakat Berkomunikasi
Editor: YB. Margantoro
Penerbit: Pustaka Nusatama, Yogyakarta
Cetakan: Pertama, Mei 2008
Tebal: 402 halaman


Dewasa ini, kehidupan manusia yang serba modern tidak akan lepas dari peran media dan informasi. Salah satu peran media bagi manusia adalah untuk menjalin relasi atau koneksi dengan orang lain. Dalam konteks inilah, media dan informasi menjadi penting agar komunikasi berjalan dengan baik.
Segala aktivitas manusia adalah merekontruksi hidup agar lebih nyaman (comfortable), baik dan sejahtera. Dalam mencapai kenyamanan itulah manusia berusaha mencari berbagai segmen yang di butuhkan. Ya, salah satunya adalah komunikasi. Manusia hidup tanpa komunikasi atau berkomunikasi akan hidup tanpa informasi. Kehidupan tanpa informasi, menjadikan hidup tak berarti. Itulah urgennya berkomunikasi.
Dalam bahasa Inggris komunikasi atau communicateberarti hubungan, yaitu suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan garak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala dan mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non verbal. Dan berbagai benda (noun) itu yang dinamakan alat komunikasi.
Perjumpaan manusia dengan alat komunikasi membuat manusia semakin menyadari keberadaannya. Sifat hakiki manusia yang ingin mengetahui banyak hal terpenuhi dengan di temukannya media komunikasi yang semakin hari semakin canggih.
Otak manusia terpacuh untuk melakukan terobosan-terobosan baru agar hidup semakin nyaman dan sejahtera. Sederet informasi akan di dapat dengan mudah jika melakukan komunikasi. Sebab itu, komunikasi sangat penting bagi kehidupan dan keeksistensian manusia itu sendiri.
Pengaruh komunikasi sangat signifikan dalam penentuan kualitas sebuah masyarakat atas informasi. Komunikasi yang berlangsung dengan continious akan mencipta masyarakat yang lebih berfikir progresif dan korektif dalam bertindak, tanpa tergesa-gesa dalam memutuskan sesuatu. Intinya, melakukan sesuatu dengan segala pertimbangan dan memutuskannya dengan mencari sumber informasi yang akurat.
Sejarah komunikasi mengiringi peradaban manusia sejak 1930-an. Manusia mulai berkeinginan memperoleh informasi dengan cepat dan mudah. Tak salah jika kecanggihan teknologi (media) mengantarkan manusia pada proses itu.
Ini juga di pengaruhi oleh kebutuhan manusia yang dari zaman ke zaman semakin kompleks. Sifat hedonisme masih menjadi culture negatif yang menjadi kebanggaan. Padahal, kebanggaan itulah yang membawa manusia ke dunia hura-hura dan konsumtif. (hlm:192-193)
Hakikatnya, komunikasi ada karena manusia ada. Tetapi, lebih spesifiknya karena pemberi pesan dan penerima pesan ada, begitu juga alat komunikasinya. Hewan dan tumbuhanpun juga dapat berkomunikasi antara satu dengan yang lain.
Komunikasi bukan hanya secara lisan, tetapi bisa vertikal, horizontal, tertulis bahkan pribadi massa. Dengan berkomunikasi, manusia dapat mencapai titik relasi awal pertemuan dua atau lebih dari sejenis ataupun tak sejenis. Interaksi manusia dengan yang lainya dapat tercapai jika dengan komunikasi yang efektif.
Bagaimanakah berkomunikasi yang efektif? adalah komunikasi yang saling memberi pemahaman antara satu dengan yang lain. Komunikasi di katakan berhasil bila bersifas trelasional yang senantiasa merujuk pada tujuan komunikasi itu sendiri. Yakni mencapai saling mengerti atas informasi yang di sampaikan oleh pemberi pesan dan penerima pesan.(hlm:221-223)
Buku yang berjudul “Masyarakat Berkomunikasi” ini memberikan sebuah dorongan khusus kepada masyarakat untuk berkomunikasi. Dari komunikasi manusia (masyarakat) dapat menjalin hubungan lebih akrab, dekat, nyaman, saling pengertian, saling memberi dan melengkapi infomasi antara satu dengan yang lainnya. Urgennya, berkomunikasi telah mengawali perkembangan peradaban dunia.
Buku yang terdiri dari kumpulan tulisan ini memberikan warna baru bagi dunia komunikasi. Karena dari berbagai perspektif, buku ini merangkum secara lugas dan menuangkan secara jelas pentingnya berkomunikasi. Menurut buku ini, komunikasi dapat terealisasikan dengan melalui beberapa aspek:
Pertama: perlu adanya kesetaraan antara pemberi pesan dan penerima pesan. Simbol dan makna yang terselip di dalamnya mampu di mengerti oleh keduanya. Inilah apa yang di namakan komunikasi efektif.
Kedua: seperti yang dikatakan Jurgen Habermas, seseorang yang terlibat harus mempunyai kemahiran dalam kebahasaan. Kemahiran ini paling tidak mempunyai kriteria jelas, jujur dan benar.
Ketiga: media yang dipakai. Meminjam istilah dari Marshall Mcluhan, the medium is the message.
Media yang di gunakan adalah pesan itu sendiri. Dalam perkembangan komunikasi, sejauh ini ia dapat menempati berbagai ruang. Diantaranya teologi, jurnalistik, hubungan media, dan masyarakat.
Di dalam Teologi, merupakan komunikasi manusia dengan tuhannya. Tuhan menciptakan perbedaan dan pertentangan untuk bertegur sapa, saling mengetahui satu sama lain. Bukan berpecah belah, mengibarkan bendera kemenangan sendiri-sendiri.
Sebenarnya, penyebaran informasi secara timbal balik ini merupakan bagian dari jurnalistik. Bagi media massa, komunikasi tidak lagi menjadi hal yang tabu, tetapi sudah menjadi anaknya sendiri. Masyarakat dapat merealisasikannya untuk menjadi “masyarakat informasi”.
Hadirnya buku ini dapat memberi motivasi progresif tersendiri dalam pembelajaran berkomunikasi. Setidaknya menambah spirit bagi masyarakat untuk berkomunikasi dengan yang lainnya agar terhindar dari kesalahpahaman, menumbuhkan kedewasaan bahkan pemberantas kebodohan.
Komunikasi telah mengantarkan manusia untuk sampai pada realita kemanusiaan yang menginginkan kesempurnaan, kebaikan, dan kenyamanan dalam hidup.
Kenapa tidak memanfaatkannya? Satu hal yang harus di sepakati adalah sikap selektif, mampu memilih mana yang membawa kebaikan dan mana yang justru menghancurkan peradaban manusia.
Dari buku ini kita dapat mengambil khasanah tersendiri bagi perkembangan komunikasi di zaman modern ini. Juga penggunaan bahasa sehari-hari secara efektif dan komunikatif. Bahasa yang selalu membawa manusia menunjukkan identitas dan kualitas diri. [*]

*) Suyadi Muhammad, Pengelola Cabeyan Scriptorium, Yogyakarta.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar