Judul:
Rock N’ Roll Mom
Penulis: Bunda Iffet &Darmawan S Terbit: November 2010 Penerbit: Hikmah
Peresensi:
Truly Rudiono
|
Kasih
ibu kepada beta
Tak terkira sepajang masa
Hanya memberi, tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia
Tak terkira sepajang masa
Hanya memberi, tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia
Sebuah lagu sederhana
yang indah, namun memiliki makna luar biasa.
Jika bicara soal kasih ibu, sepertinya tak akan pernah cukup waktu yang tersedia.
Jika bicara soal kasih ibu, sepertinya tak akan pernah cukup waktu yang tersedia.
Kasih ibu memang
tiada duanya. Banyak kisah seputar kasih ibu. Ibu yang merelakan kupingnya
untuk anak gadis tercinta, ibu yang menjajakan dirinya demi kelangsungan hidup
sang anak, ibu yang menjadi pemulung, hingga ibu yang menjadi presiden namun
tetap mengutamakan sang anak.
Cara ibu mendidik
anak juga beraneka macam. Ada yang mendidik dengan pukulan, dengan bentakan,
namun ada juga dengan penuh pengertian dan kasih sayang. Bunda Iffet contohnya.
Anggota tak resmi Slank ini patut diberikan acungan jempol karena sukses
membawa Slank bebas dari pengaruh narkoba.
Siapa yang tak
mengenal Bunda Iffet . Sosoknya selalu menjadi bayang-bayang Slank. Kemana Slank
pergi selalu ada Bunda Iffet. Kesuksesan Slank juga tak terlepas dari sosok
Bunda Iffet . Bahkan saking terkenalnya Bunda Iffet, beliau cukup mencubit Slanker
yang dinilai sedikit keterlaluan saat show, maka Slanker yang tadi berulah
dijamin segera menjadi anak manis.
Iffet Veceha lahir
pada 12 Agustus 1937. Bunda Iffet merupakan sosok ibu yang lembut dan penuh
pengertian, tidak pernah mengeluh apalagi meminta pamrih, senang dan tulus
mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Menikah dengan Sidharta Soemarno diusia 25
tahun. Hingga saat ini filsafat rumah bambu terus dianutnya dalam menjalani
kehidupan rumah tangganya. Filsafat itu juga yang membuat Bunda kuat
menghadapai segala cobaan, termasuk saat harus menerima kenyataan Bimbim dan
Kaka terjerat Narkoba.
Terbujuk rayuan
teman di Bali tahun 1994 lalu, Bimbim dan, Kaka mencoba mencicipi ”obat langit”
yang membuat pemakainya melayang-layang dan ketagihan. Walau awalnya malah
menguras isi perut mereka. Namun ternyata belakangan mereka malah tak bisa
terlepas dari pesonanya.
Sekitar akhir tahun
1996, Bunda memutuskan untuk bergabung dalam manajemen Slank. Selain memang
untuk mengurusi urusan manajemen, dengan bergabungnya bunda dalam manajemen
otomatis Bunda Iffet akan selalu berada dekat dengan Slank. Sehingga proses
usaha penyembuhan yang sedang diupayakannya bisa lebih maksimal.
Berada dekat dengan
Slank kadang membuat hati Bunda Iffet miris. Ibu mana yang sanggup harus
menyaksikan putra terkasih meregang nyawa akibat ketergantungannya akan putaw. Melihat
mereka kelojotan saat tubuhnya menagih lebih mendatangkan rasa pedih dibandingkan
menyaksikan hari-harinya tenggelam dalam dunia ketergantungan. Hanya karena
tekat kuat dan kasih sayaing seorang ibu yang membuat beliau mampu bertahan.
Dan jangan dikira
pula Bimbin, Kaka dan Ivan pasrah dengan kondisi mereka. Mereka juga ingin
sembuh. Mereka merasa cemburu melihat bagaimana Bunda Iffet dan yang lainnya
berjalan-jalan sesudah konser. Mereka bisa menikmati suasana, sementara Bimbim,
Kaka dan Ivan harus mendekan di dalam kamar hotel. Kreatifitas yang selama ini dijadikan
pembenaran untuk ketergantungan mereka sudah tidak bisa dipertahankan lagi.
Mereka sadar, mereka harus berubah!
Buku ini memberikan
banyak cerita yang menyentuh. Tidak hanya bagaimana perjuangan Bunda Iffet
membantu anak-anaknya bersih dari narkoba, namun juga membuat mereka berjaya di
rana musik. Dari sekedar ,kegalauan hati saat Bimbim memutuskan berhenti kuliah
hingga saat menjalani terapi obat China dengan Pak Teguh Wjaya di Kayu Putih.
Dari menonton Bimbim berkelahi di sekolah hingga melamar seorang gadis belia
untuknya. Bunda Iffet benar-benar sosok ibu idola!
Ada juga cerita
mengenai kekaguman bunda pada para Slanker. Dari yang sekedar berrtandang ke
Slank. teman curhat, diajak jalan-jalan hingga ditraktir oleh-oleh. Bunda
memperlakukan mereka layaknya anak sendiri. Bunda juga sempat berkisah mengenai
kekagumannya pada para Buruh Migran Indonesia di Hongkong (BMI Hong Kong). Pada
tahun 2008 Forum Budaya Buruh Migran Indonesia (FBBMI) berhasil membuat 16 buku
para TKI Hong Kong. Rasanya baru kemarin saya membaca buku buah karya BMI,
namun ternyata Bunda Iffet malah sudah mengerti dan mengagumi kiprah BMI di
Hong Hong Kong
Saat sekolah
menengah atas, kebetulan saya bersekolah di sebuah SMA Negeri yang berada juga
di Jalan Potlot. Sering saya lihat tulisan Kaka Top di dinding-dinding rumah
warga. Kalau saja tahu yang menulis adalah Kaka Slank, bisa dipastikan kami
berebutan berfoto disana Lalu dengan gembira memamerkan hasil foto yang
menggunakan coretan Kaka Slank sebagai latar belakang. Mungkin sama senangnya
dengan petugas hotel yang memperoleh seprei penuh hasil coretan Kaka saat
sedang sakaw.
Karena memahami
bagaimana situasi dan kondisi daerah Polot, saya jadi bisa tertawa keras saat
Bunda bercerita bagaimana seorang bandar melarikan diri dengan sebelumnya
membuang 3 paket ke kali yang ada didekat Markas Slank. Jadi penasaran
bagaimana yah situasi Potlot saat ini.
Saya juga tertawa
lepas saat membaca uraian mengenai asal usul julukan rock n’roll mom. Saat tur
di Hong Kong, Bunda tertarik pada sebuah celana blue jeans yang berhias sulaman
dan manik-manik. Kebetulan saat itu memang sedang mode, bahkan beberapa panitia
juga menggenakan celana yang serupa. Di sebuah pusat perbelanjaan, Bunda
memilih satu, dua potong celana. Saat keluar dari kamar ganti, Bimbin berteriak
Nah, ini dia, ini baru rockn’roll mom.
Apapun busanamu
Bunda…
hatimu selalu
mulia… [*]
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar