Judul buku: Teori-teori Ekonomi Politik
Penulis: James A. Caporaso dan David P. Levine Penerbit: Pustaka Pelajar, Yogyakarta Cetakan: Pertama, Oktober 2008 Tebal: xxii + 598 halaman |
Istilah
Ekonomi Politik yang telah digunakan 300 tahun yang lalu menyatakan bahwa
terdapat hubungan di antara ekonomi dan politik dalam suatu negara. Dalam hal
ini, James A. Caporaso dan David P. Levine-yang populer disebut Caporaso
Levine-melakukan pengkajian beberapa kerangka yang sangat penting untuk
memahami hubungan antara ekonomi dan politik, termasuk Ekonomi Klasik,
Neoklasik, Marxian, Keynesian, negara-terpusat, daya-terpusat, dan keadilan di
tengah-tengahnya. Buku ini menekankan perbedaan pemahaman antara keduanya
secara keseluruhan dari kerangka teori dan isu-isu umum.
Dalam
buku berjudul Teori-teori Ekonomi Politik ini, didahului oleh sebuah bab yang
membahas seputar pengkajian terhadap pendekatan-pendekatan ilmu ekonomi
politik. Diawali dengan pendekatan yang disebut sebagai pendekatan klasik,
dengan menelaah pemikiran-pemikiran dari berbagai ekonom klasik, terutama Adam
Smith dan David Ricardo untuk mengkaji apa-apa inti permasalahan yang dibahas
dalam ilmu ekonomi politik klasik.
Pendekatan
klasik menyatakan bahwa pasar memiliki kemampuan untuk mengelola dirinya sendiri
dalam artian kuat (strong sense) dimana pandangan seperti ini seringkali
dijadikan dasar untuk melaksanakan kebijakan pasar bebas, yang tidak kalah
pentingnya untuk dikemukakan adalah bahwa para teoritisi klasik ini adalah yang
pertama kalinya memandang perekonomian sebagai sebuah sistem yang secara
prinsip terpisah dari politik dan rumah tangga.
Argumen
yang mereka ajukan untuk konsep pasar yang mengatur dirinya sendiri mengatakan
bahwa sistem pasar adalah sebuah realita yang akan tercipta dengan sendirinya
tanpa campur tangan manusia, dimana pasar memiliki hubungan dengan negara tapi
pasar bukan organ bawahan dari negara. Ide ini adalah sebuah inovasi dimasa itu
yang diajukan oleh ekonomi politik beraliran klasik.
Pandangan
teori klasik ini, setelah mapan dan diterima banyak kalangan, membuat istilah
ekonomi politik sendiri menjadi kurang jelas maknanya. Pokok pikiran yang
diajukan oleh teori klasik adalah bahwa ekonomi tidak bersifat politik atau
paling tidak bahwa ekonomi tidak bersifat politik. Bahkan bisa dikatakan bahwa
dengan bangkitnya sistem kapitalisme, ekonomi menjadi terdepolitisasi.
Karenanya tidak heran bahwa dengan munculnya teori klasik, istilah ekonomi
menggeser istilah ekonomi politik.
Hingga
kemudian, banyak kalangan meragukan kebenaran dari pandangan klasik ini. Selama
36 tahun terakhir, para ilmuwan sosial mengambil kembali “ekonomi politik” tapi
dengan tujuan untuk menekankan bahwa ekonomi selalu bersifat politik. Beberapa
teoritisi menggunakan teori Karl Marx untuk mendukung pendapat ini.
Memasuki
bab ke tiga buku ini, Caporaso Livine, memberikan eksplorasi bagian tertentu
terhadap teori Marx untuk mengkaji lebih mendalam bagaimana pandangan Marx
tentang hubungan antara ekonomi dan politik. Penulis memandang bahwa Marx pada
dasarnya mengusung proyek eknomi klasik dalam artian bahwa marx memandang
perekonomian kapitalis sebagai suatu yang pada dasarnya tidak memiliki sifat
politik. Sebaliknya marx justru berusaha untuk menunjukkan bahwa faktor-faktor
politik itu disebabkan oleh dinamika dari proses ekonomi kapitalis dan berusaha
menjelaskan bagaimana proses itu mewarnai pertarungan-pertarungan politik
berskala besar dalam sejarah.
Untuk
membuktikan bahwa cara kerja dari perekonomian kapitalis membawa dampak
politik, Marx mengajukan kritik terhadap pandangan klasik tentang pasar yang
meregulasi dirinya sendiri. Dia melakukan kritik ini bukan dengan tujuan untuk
membenarkan konsep kapitalisme yang dikendalikan negara, melainkan dengan
tujuan untuk menunjukkan bahwa kapitalisme tidak dapat bertahan hidup dalam
waktu yang lama.
Caporaso
Livine menilai cara pandang Marx dalam memandang hubungan antara agenda politik
dengan faktor-faktor ekonomi. Marx dipandang tetap berpegang pada pemahaman
klasik bahwa ekonomi adalah sebuah bidang tersendiri dalam kehidupan masyarakat
yang terpisah dari bidang-bidang lain, hanya saja Marx mengajukan sebuah konsep
berbeda dari pemikir-pemikir klasik lain tentang hubungan antara bidang politik
dengan bidang ekonomi.
Dalam
bab empat diulas seputar pendekatan neo-klasik. Pendekatan ini menguraikan
hubungan antara politik dengan ekonomi berdasarkan ide tentang kegagalan pasar,
yaitu dimana kegagalan pasar didefinisikan dengan menggunakan konsep pilihan
pribadi dan penggunaan sumber daya secara efisien. Bagi para pemikir
neo-klasik, “ekonomi” adalah transaksi-transaksi swasta yang dilakukan untuk
memaksimalkan kegunaan yang didapatkan individu sementara “politik” adalah
penggunaan kewenangan publik untuk mencapai tujuan yang sama juga.
Bab
lima dieksplorasi argumen Keynesian dan beberapa implikasinya bagi pergeseran
hubungan antara politik dengan ekonomi. Ketika kewenangan publik makin banyak
mengambilalih wilayah-wilayah yang sebelumnya dikendalikan oleh pasar bebas,
maka cara pemikiran kita terhadap ekonomi mengalami perubahan-perubahan yang
mungkin tidak kentara tapi sangat penting. Upaya untuk membenarkan sistem
ekonomi kapitalis dilakukan dengan mengkritik asumsi-asumsi dasar dari sistem
itu tentang sejauh mana seharusnya pasar dibatasi.
Pada
bab-bab terakhir penulis memilih dua cara untuk memahami hubungan antara ilmu
politik dan ilmu ekonomi, yaitu yang pertama dengan memfokuskan pada konsep
negara dan yang kedua dengan memfokuskan pada konsep keadilan. Ekonomi politik
yang beraliran klasik bertolak dari ilmu ekonomi dan analisa terhadap operasi
ekonomi. Negara dipandang mempunyai peran untuk memberikan respon.
Pendekatan-pendekatan yang berpusat pada negara menggeser keseimbangan antara
pasar dengan negara menjadi lebih condong ke negara, dimana nengara dianggap
bebas untuk menjalankan agendanya sendiri demi kepentingan masyarakat. [*]
*)
M. Nurul Ikhsan, Pengamat Buku tinggal di Jogjakarta.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar