Judul
Buku: Awa Bosan Jadi Komodo
Peresensi: Hendrinova Penulis: Meidya Derni Penerbit: Pustaka Al-Kautsar For Kids Cetakan: Pertama, Oktober 2009 Tebal: 49 halaman |
Proses mengajari
anak budi pekerti yang baik, bermula dari kebiasaan ibu atau sang ayah mendongeng
buat anaknya. semakin banyak mendongeng, tidak hanya memperkaya pengetahuan
anak, tapi juga sekaligus memoles tingkah lakunya.
Sayangnya, dongeng
yang ada sekarang, kebanyakan tidak disentuh nilai-nilai religi. Dongeng kancil
saja misalnya. Dari dulu, orangtua melabelinya binatang yang cerdik. Tanpa
memilah, kece rdikan seperti apa yang dimiliki kancil.
Tak jarang, kancil
memanfaatkan orang lain untuk kesenangan ataupun keselamatan dirinya. Demi
egonya, ia tega menipu dan membuat dendam binatang lainnya.
Untuglah sekarang,
dongeng Islami mulai menggeliat. Termasuk dongeng-dongeng binatang, dengan
sentuhan nilai-nilai agama. Sehingga setiap tindakan pe laku dalam dongeng,
selalu dikontrol oleh agama.
Seperti buku
berjudul ‘Awa Bosan jadi Komodo’ ini. Diceritakan, bagaimana Awa seekor anak
komodo yang tidak mensyukuri tubuh yang ia miliki. Ketika melihat burung yang
gampang terbang dan pindah ke sana ke mari, ia pun iri dan ingin pula jadi
burung.
Berdi si burung
yang dikagumi Awa, dengan ikhlas mau mengajarinya. Awa kemudian disuruh membuat
sayap. Sayang, sayap daun yang dibuat Awa, malah membuat jatuh berdebam ke
bumi.
Berdi kemudian
menyuruh Awa memakan biji-bijian, sebagai syarat menjadi burung. Ia juga
disuruh memanjat pohon, untuk bisa masuk dan keluar sarang. Awa pun menurut,
walau akhirnya dongkol sendiri.
Biji-bijian yang
dimakan Berdi ternyata pahit di lidah Awa. Ia pun tidak bisa mengunyah, dan
lebih memilih memuntahkan biji-bijian yang ada dalam kerongkongan.
Dari pelajaran itu,
Awa akhirnya bersyukur telah menjadi komodo. Ia bisa makan daging enak dan
punya rumah yang besar. Awa pun akhirnya menghapus keinginannya untuk jadi
burung.
Setidaknya ada
empat dongeng binatang yang terkandung dalam buku ini. selain kisah Awa, juga
ada kisah Apoda, si burung cendrawasih yang sombong pada saudaranya sendiri.
Berikutnya kisah
Pongo, anak orangutan yang takut memanjat. Berkat latihan keras yang diajari
ibunya, ia akhirnya bisa memanjat pohon dan berayun dari satu pohon ke pohon
lainnya.
Kisah Anno anak
Anoa tentu tidak kalah serunya. Anno yang dicueki penghuni hutan lainnya karena
mengajak mereka be rmain, memilih sibuk dengan diri sendiri.
Namun hatinya
tersentak, saat mendengar Buba anak Anoa lainnya berteriak minta tolong.
Kakinya tersangkut dan itu segera dilepaskan Anno. Tak disangka, Buba membalas
jasa Anno dengan bermain bersama.
Buku ini tentu
tidak sekedar dongeng. Juga ada selipan ilmu pengetahuan terkait binatang yang
diceritakan. Sehingga pembaca bisa membayangkan, sosok utuh makhluk yang dimaksud
dengan segala faktor penunjang hidup. [*]
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar