Sabtu, 22 Maret 2014

Awa Bosan Jadi Komodo

Judul Buku: Awa Bosan Jadi Komodo
Peresensi: Hendrinova
Penulis: Meidya Derni
Penerbit: Pustaka Al-Kautsar For Kids
Cetakan: Pertama, Oktober 2009
Tebal: 49 halaman


Proses mengajari anak budi pekerti yang baik, bermula dari kebiasaan ibu atau sang ayah mendongeng buat anaknya. semakin banyak mendongeng, tidak hanya memperkaya pengetahuan anak, tapi juga sekaligus memoles tingkah lakunya.
Sayangnya, dongeng yang ada sekarang, kebanyakan tidak disentuh nilai-nilai religi. Dongeng kancil saja misalnya. Dari dulu, orangtua melabelinya binatang yang cerdik. Tanpa memilah, kece rdikan seperti apa yang dimiliki kancil.
Tak jarang, kancil memanfaatkan orang lain untuk kesenangan ataupun keselamatan dirinya. Demi egonya, ia tega menipu dan membuat dendam binatang lainnya.
Untuglah sekarang, dongeng Islami mulai menggeliat. Termasuk dongeng-dongeng binatang, dengan sentuhan nilai-nilai agama. Sehingga setiap tindakan pe laku dalam dongeng, selalu dikontrol oleh agama.
Seperti buku berjudul ‘Awa Bosan jadi Komodo’ ini. Diceritakan, bagaimana Awa seekor anak komodo yang tidak mensyukuri tubuh yang ia miliki. Ketika melihat burung yang gampang terbang dan pindah ke sana ke mari, ia pun iri dan ingin pula jadi burung.
Berdi si burung yang dikagumi Awa, dengan ikhlas mau mengajarinya. Awa kemudian disuruh membuat sayap. Sayang, sayap daun yang dibuat Awa, malah membuat jatuh berdebam ke bumi.
Berdi kemudian menyuruh Awa memakan biji-bijian, sebagai syarat menjadi burung. Ia juga disuruh memanjat pohon, untuk bisa masuk dan keluar sarang. Awa pun menurut, walau akhirnya dongkol sendiri.
Biji-bijian yang dimakan Berdi ternyata pahit di lidah Awa. Ia pun tidak bisa mengunyah, dan lebih memilih memuntahkan biji-bijian yang ada dalam kerongkongan.
Dari pelajaran itu, Awa akhirnya bersyukur telah menjadi komodo. Ia bisa makan daging enak dan punya rumah yang besar. Awa pun akhirnya menghapus keinginannya untuk jadi burung.
Setidaknya ada empat dongeng binatang yang terkandung dalam buku ini. selain kisah Awa, juga ada kisah Apoda, si burung cendrawasih yang sombong pada saudaranya sendiri.
Berikutnya kisah Pongo, anak orangutan yang takut memanjat. Berkat latihan keras yang diajari ibunya, ia akhirnya bisa memanjat pohon dan berayun dari satu pohon ke pohon lainnya.
Kisah Anno anak Anoa tentu tidak kalah serunya. Anno yang dicueki penghuni hutan lainnya karena mengajak mereka be rmain, memilih sibuk dengan diri sendiri.
Namun hatinya tersentak, saat mendengar Buba anak Anoa lainnya berteriak minta tolong. Kakinya tersangkut dan itu segera dilepaskan Anno. Tak disangka, Buba membalas jasa Anno dengan bermain bersama.
Buku ini tentu tidak sekedar dongeng. Juga ada selipan ilmu pengetahuan terkait binatang yang diceritakan. Sehingga pembaca bisa membayangkan, sosok utuh makhluk yang dimaksud dengan segala faktor penunjang hidup. [*]

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar