Judul:
Bijak dalam Lima Menit
Penulis: Hussain Mohammed al Amily Penerbit: Lentera Hati, 2009
Peresensi:
Susie Evidia Y
|
Bijak dalam Lima
Menit merupakan kumpulan pepatah bijak berurutan mulai dari A hingga Z. Pepatah
yang disajikan sebagian besar bersumber dari kebudayaan Arab, termasuk hikayat
yang tersebar di pelosok dunia Islam.
Sejumlah hadis Nabi
Muhammad menjadi pengalaman berharga dikutip pula dalam buku ini. Sebagai
pelengkap, pembaca bisa menikmati pepatah bijak penyair dunia Omar Khayyam,
Kahlil Gibran. Syair kuplet karya Syekh Sa’di sufi yang tenar di abad ke-13,
serta anekdot jenaka dari negeri-negeri berkaitan dengan Arab.
Beberapa kutipan
peribahasa mungkin saja membuat pembaca mengernyitkan dahi, sulit dipahami.
Kumpulan pepatah ini banyak mengadopsi dari adat kebiasaan atau kondisi alam di
Arab. Nuansa Arab kental mewarnai hampir setiap lembar tulisan. Namun demikian,
pepatah tersebut masih bisa dipahami dan direnungkan, karena dilengkapi dengan
penjelasan/keterangan di bawah tulisan.
Simak beberapa kata
bijak yang justru membingungkan; ”Berdebatlah dengan bahasa Persia,
menyindirlah dengan bahasa Turki, dan memujilah dengan bahasa Arab”. Pepatah
lainnya, ”Jika keberuntungan sedang berpihak kepadamu, bersihkanlah rumahmu
dengan Tteen khawa, lapisi dengan minyak zaitun, dan rapikan tempat tidurmu,
lalu tidurlah dalam kemujuranmu”. Untungnya, di bawah tulisan tertulis
penjelasan, maksudnya adalah nikmatilah kehidupan baikmu.
Judul asli buku ini
adalah The Book of Arabic Wisdom: Proverbs and Anecdotes, ditulis oleh Hussain
M al Amily alias Lilminber yang lahir di Irak tahun 1927. Hussain adalah
seorang juru dakwah terkenal di Irak yang beralih ke bisnis perdagangan.
Masa formatifnya
dia habiskan di dua negara, Irak dan Lebanon. Namun, dia pun melanglang buana
ke negera-negara Arab dan pernah tinggal di Prancis, Jerman, dan terakhir
menetap di Inggris. Pengalaman dan penjelajahan yang membuat buku ini kaya
dengan kata-kata bijak yang dihimpun atau diciptakannya sendiri.
Beberapa pepatah
bijak karya Lilminber, yaitu ”Masalah itu selalu hadir di tengah perjalanan dan
akan hilang jika engkau meneruskan perjalanan”. ”Kelemahan bukanlah alasan
untuk memaafkan”. ”Cinta adalah kegilaan yang membimbing untuk kembali ke nalar
sehat kita”.
Di era facebook saat
ini, karya Lilminber bisa dijadikan pilihan untuk menulis status di wall
facebook. Daripada menulis kata-kata iseng, tidak jelas, atau ngelantur tak
berguna, lebih baik menulis kata-kata bermanfaat. Pepatah bijak bisa pula
ditujukan sesuai dengan suasana dan kondisi yang ada saat ini.
Seperti kondisi
hukum saat ini sedang dalam ancaman akibat lemahnya aparat penegak hukum.
Pepatah bijak sekiranya bisa merenungkan, di antaranya, ”Hukum yang buruk
adalah beban bagi orang baik, dan orang buruk adalah beban bagi hukum yang
baik”. ”Sebuah hadiah mencukil mata hakim”. ”Ketika orang menemukan keadilan,
maka para hakim akan hidup miskin’. ”Semua gigi akan tumpul oleh asam, kecuali
gigi hakim yang menjadi tumpul karena ‘gula’.”
Bagaimana dengan
korupsi, di buku setebal 452 halaman ini hanya memuat empat hal, yaitu ”Pasar
kebejatan selalu terbuka”. ”Lebih baik hidup di negeri kerusakan daripada hidup
di negeri kedengkian”. ”Siapa pun yang mengupas bawang akan menebarkan bau
menyengat”. Maksudnya jangan mau bersahabat dengan koruptor.
Bagi mereka yang
memimpikan kekuasaan, sebaiknya simak dulu kata-kata bijak berikut; ”Kekuasaan
adalah permainan yang meletihkan”. ”Kekuasaan adalah sebuah tanggung jawab,
karena itu sangat sedikit yang mampu menggunakannya dengan benar”. ”Saat sang
sultan tersenyum, engkau akan memperlihatkan taring macan”. ”Tingkah laku yang
hina dapat menghancurkan kekuasaan”.
Pepatah, kalimat
berbunga-bunga mengenai cinta, cemburu, kebahagiaan, keluarga, perempuan, dan
kesenangan, lengkap terangkai di buku ini. Kata-kata bijak, hikayat, ataupun
anekdot berkenaan dengan anak-anak, keluarga, hingga karakter manusia, lengkap
ada di buku ini.
Kalimat-kalimat
tersebut tak selalu diungkapkan dalam tulisan. Sesekali bisa diselipkan untuk
menghangatkan suasana saat berkumpul dengan teman, keluarga, atau sekadar
renungan untuk diri sendiri. [*]
Sumber:
Republika,
27 Desember 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar