Judul: Jiwa yang
Termaafkan
Penulis: Teungkumalemi
Penerbit: Penerbit
Republika
Tebal: vi+426 halaman
Cetakan: I (pertama),
Oktober 2010
|
Ketidaksempurnaan fisik sejak kecil membuat
kepercayaan diri Teungku Malem Diwa –seorang pemuda Aceh kelahiran Gampong
Sagoe– sering down. Di tengah pengaruh lingkungan dan konflik (DOM) Aceh,
kondisi jiwanya terus tergerus metamorfosis kehidupan. Awalnya, ia merasa
seperti orang gila. Lambat laun giliran jiwa dan pikirannya tertusuk-tusuk duri
sindrom kematian.
Bisik-bisik maut membuatnya menjadi sesosok
hamba Tuhan yang sama sekali tak bisa menikmati hidup. Seorang gadis cilik
kemudian datang memberikan pancaran cahaya-Nya, membasuk duka di hatinya. Tapi
itu hanya datang sesaat karena gadis itu kemudian pergi tak tahu rimbanya.
Teungku Malem Diwa kecil kembali larut dalam nestapa. Surat-surat misterius
terus diterimanya tanpa berkesudahan, bahkan hingga ia beranjak dewasa dan
pindah ke Banda Aceh.
Seorang perempuan Tuhan lainnya tiba-tiba masuk
dalam kehidupannya. Bunga Jeumpa Al Asywaq. Ia datang menyenandungkan
filosofi-filosofi hidup sekaligus membawa persoalan baru bagi Teungku Malem
Diwa. Tapi siapa sebenarnya Bunga Jeumpa Al Asywaq? Adakah kaitannya dengan
surat-surat misterius?
Novel ini akan mengajak kita berseteru dengan
Pulau Sumatera dan Batavia. Lebih jauh novel ini juga membongkar misteri dengan
cinta di Esplanade Singapura, hingga bertransaksi di Walking Street, Pattaya,
Thailand. Konflik politik, kegagalan, merajut masa depan, cinta, dan
penderitaan menderu menjadi satu. [*]
Dimuat
di Republika, 21 Oktober 2010
Sumber:
http://resensibuku.com/?p=907
http://resensibuku.com/?p=907
Tidak ada komentar:
Posting Komentar