Judul: Kara Ben Nemsi III: Petualangan di Kurdistan
Penulis: Karl May Penerjemah: Harsutejo Penerbit: Pustaka Primatama &
Paguyuban
Karl May Indonesia (PKMI)
Tebal: xvi + 316: 14x21 cm ; ilustrasi ISBN: 979-3930-01-2 |
Kara Ben Nemsi atau Old Shatterhand (tokoh sentral dalam seri
Winneou) kali ini melanjutkan perjalanan panjangnya di "Dunia Timur".
Ia bersama empat orang kawannya yaitu Hajji Halef Omar, Sir David Lindsay,
Sheikh Haddedihn Muhammed Emin, dan Amad el Ghandur, kini berada di jantung
pegunungan Kurdistan. Dalam perjalanannya mereka bertemu dengan suku Kurdi
Bewari yang mengundangnya untuk tinggal dalam perkampungan mereka. Namun
ternyata ada maksud tersembunyi dari orang-orang Kurdi tersebut, mereka
menginignkan kuda-kuda dan senjata mereka. Kara Ben Nemsi dan kawan-kawannya
terjebak. Namun berkat kecerdikan Kara Ben Nemsi, ia dan kawan-kawannya
berhasil meloloskan diri walau akhirnya tertangkap kembali. Dalam keadaan
sebagai tawanan tiba-tiba seorang utusan dari penguasa Gumri mengenalinya dan
mengundangnya menemui penguasanya (Bey dari Gumri).
Dari status tahanan Kara Ben Nemsi dan kawan-kawannya kini menjadi
tamu Bey dari Gumri, seorang penguasa suku Kurdi yang disegani oleh sukunya.
Dari pertemuannya dengan Bey terungkap bahwa saat itu sedang terjadi pertikaian
antara suku Kurdi Bewari yang Muslim dan suku Chaldani yang Kristen Nestorian.
Esoknya ketika mereka berburu beruang di Mia, Kara Ben Nemsi dan
Lindsay terpisah dari rombongan, tiba-tiba mereka diserang oleh orang-orang Nestoria
yang dipimpin oleh Melek dari Lizan, Kara Ben Nemsi dan sahabatnya Sir David
Lindsay tertangkap. Lagi-lagi Kara Ben Nemsi dan sahabatnya berhasil melarikan
diri, ketika mereka baru sampai ke tempat mereka ditangkap, mereka bertemu
dengan orang-orang Chaldani yang berbeda yang berhasil menangkap Bey dari Gumri
ketika mereka berburu beruang. Dari percakapan dengan mereka ternyata nama Kara
Ben Nemsi telah dikenal dengan baik karena pernah menyelamatkan seorang gadis
di Amadijah yang merupakan cucu dari Maria Durimeh yang disegani oleh suku
Chaldani maupun suku Kurdi Bawari.
Pengalaman itu menyelamatkan nyawa Kara Ben Nemsi dan
kawan-kawannya sehingga mereka dijadikan tamu kehormatan bagi suku Chaldani
yang dipimpin oleh Melek dari Lizan. Namun Bey dari Gumri yang merupakan musuh
orang Chaldani tetap dijadikan tawanan sebagai sandera.
Dengan ditawannya Bey dari Gumri pertikaian antara Suku Kurdi
Beari dan suku Chaldani tak terelakkan lagi, suku Kurdi tengah bersiap
berperang melawan suku Chaldani. Kara Ben Nemsi yang saat itu berada
ditengah-tengah suku Chaldani mencoba untuk menghindari terjadi pertempuran
berdarah antara dua suku tersebut, statusnya sebagai tamu terhormat baik bagi
suku Kurdi maupun suku Chaldani dan pengalamannya yang pernah menyelematkan
cucu Maria Durimeh, tokoh spiritual yang disegani oleh kedua belah suku membuat
dirinya dapat diterima oleh kedua belah pihak yang bertikai. Kara Ben Nemsi pun
segera beraangkat menuju perkemahan suku Krudi untuk mencoba menjadi juru
damai.
Perjalanan Kara Ben Nemsi menjadi juru damai tidaklah mulus,
berbagai tantangan menghadangnya hingga akhirnya ia bertemu dengan Roh Gua
alias ‘Ruh I’ Kulyan’ yaitu roh yang berada dalam gua yang biasanya dijadikan
tempat bertanya bagi kedua belah suku yang bertikai. Roh Gua, Maria Durimeh dan
peran Kara Ben Nemsi inilah yang nantinya akan menentukan apakah pertikaian
antar dua suku yang sudah diambang peperangan itu akan meletus atau tidak.
Dalam Petualangan di Kurdistan ini Karl May menyajikan petualangan
yang tak kalah seru dengan seri Winnetou maupun seri-seri Dunia Timur lainnya.
Yang paling menarik di buku ini adalah terungkapnya sejarah kelam kemanusiaan
yaitu peristiwa pembantaian yang mengerikan yang dilakukan oleh suku Kurdi
Bewari yang Muslim terhadap suku Chaldani yang Kristen Nestorian.
Selain itu di bab terakhir buku ini akan terungkap secara jelas
apa alasan Kara Ben Nemsi/ Old Shatterhand melakukan petualangan tanpa akhirnya
di dunia Barat maupun Dunia Timur. Beberapa ilustasi yang direpro dari sumber klasik
Karl May Verlag dan "Karl May's Ilustrieste Werke" karya Joseph
Ulrich membuat buku ini semakin menarik untuk dinikmati oleh para pecinta Karl
May.
Poin tambahan untuk buku ini terletak pada lampiran yang berisi
catatan penerjemah Inggris dimana catatan ini adalah catatan konsep yang tidak
dapat diterjemahkan tanpa memberikan tambahan kepada teks asli dan rujukan lain
yang menjelaskan konsep tersebut disinggung tanpa keterangan lebih lanjut (hal
297).
Melalui catatan ini pembaca akan mengetahui bahwa kisah
petualangan yang ditulis oleh Karl May bukan berdasarkan imajinasi belaka
melainkan berdasarkan riset kepustakaan yang beragam pada zamannya. Salah satu
yang paling menarik adalah catatan mengenai peristiwa pembantaian orang Kristen
di Lizan yang diambil dari buku A.H. Layard "A Popular Account of
Dsicoveries at Niniveh", JC Derby, New York, 1854, yang mungkin sekali
diambil oleh Karl may sebagai bahan dasar sebagian besar kisah di buku ini.
Buku Kara Ben Nemsi III: Petualangan di Kurdistan ini diterjemahkan
dengan baik oleh Harsutejo, seorang penerjemah buku yang pernah menerjemahkan
beberapa buku termasuk buku Kara Ben Nemsi II: Penyembah Setan. Buku ini
diterjemahkan berdasarkan naskah terbitan Amerika sebagai sumbernya, yaitu
Oriental Odyssey III Travel Adventures in Kurdistan, Psi Computer Pty, Ltd
(2003) yang diterjemahkan oleh Michael Michalak, seorang penggemar Karl May
keturunan Jerman. Sedang sumber yang diapakai oleh Michalak adalah naskah asli
Jerman karya Karl May yang masih berbentuk cerita bersambung di sebuah majalah
Jerman pada tahun 1881-1882. Walau terjemahan dari bahasa Inggris, namun
terjemahan Michalak ini sangat terjaga ketaatannya pada naskah asli, sehingga
keotentikannya bisa dipertanggung jawabkan. Petualangan di Kurdistan ini pernah
diterjemahkan dan diterbitkan oleh penerbit Pradya Paramita pada tahun 1960-an
berdasarkan versi Belanda yang telah banyak mengalami perubahan dari naskah
aslinya.
Akhirnya, sebuah saga panjang siap mengajak pembacanya untuk
berkelana ke pelosok-pelosok Dunia Timur dalam kisah yang ditulis tak kurang
dari 7 tahun oleh Karl May, sang jawara kisah petualangan.[*]
--HERNADI TANZIL, Eksponen Komunitas Textour, Rumah Buku Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar