Sabtu, 22 Maret 2014

Kira-kira

Judul: Kira-kira
Penulis Cynthia Kadohata
Penerbit: GPU
Tebal: 200 halaman
Terbit: Februari 2009
Peresensi: Tutut M. Lestari


Kira-kira. Begitulah cara Lynn Takeshima melukiskan semua yang ada di sekelilingnya: langit biru, langit malam bertabur bintang, hingga mata manusia. ‘Kira-kira’ yang berarti gemerlapan dalam bahasa Jepang juga menjadi kata pertama yang dikuasai Katie Takeshima, adik Lynn.
Lynn, Katie, dan Sam adalah putra-putri keluarga Takeshima, imigran asal Jepang yang baru saja pindah ke bagian selatan Georgia dari Iowa, AS. Sebagai golongan minoritas, kedua orangtua mereka hanya dapat bekerja sebagai buruh di perusahaan pengolahan ayam.
Miskin dan terpinggirkan tak membuat Katie dan Lynn berkecil hati. Lynn tumbuh menjadi gadis yang cerdas, kreatif, dan memiliki cara pandang yang unik terhadap dunia. Lynn-lah yang menjelaskan pada Katie mengapa orang-orang memperlakukan mereka dengan berbeda. Lynn pula yang mengajarkan Katie untuk selalu melihat jauh ke masa depan. Tak heran jika Katie begitu memuja kakaknya dan selalu mengikuti semua perkataan Lynn, betapa pun aneh kedengarannya.
Keluarga Takeshima mulai goyah ketika Lynn diketahui menderita sakit limfoma. Katie harus menerima bahwa semua perhatian orangtuanya kini hanya berfokus pada Lynn.
Di usia yang begitu muda, perasaan Katie tercabik-cabik antara keinginan berkorban untuk orang yang paling ia sayangi, bercampur dengan rasa marah, lelah, takut, dan putus asa. Spirit Lynn pula yang membuat keluarga ini akhirnya bangkit dan bersatu kembali. Buku harian Lynn yang kemudian diwarisi Katie membuatnya sadar, bahwa salah satu pusaka Lynn adalah kemampuannya dalam menemukan ‘kira-kira’ di sekitarnya.
Novel yang indah dan mengharukan ini dituturkan dari sudut pandang Katie. Penuturan Katie yang polos, sederhana, tapi menyentuh membuat novel pemenang Newberry Medal ini gemerlapan. Kira-Kira adalah novel untuk pembaca muda, tapi hubungan kasih sayang antara pasangan Takeshima dan anak-anak mereka akan mengingatkan pembaca dari segala usia bahwa kemampuan untuk mencintai dan dicintai berawal dari rumah.[*]

Sumber:
Kompas, Maret 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar