Minggu, 23 Maret 2014

Like Water for Chocolate

Judul: Like Water for Chocolate
Penulis: Laura Esquivel
Penterjemah: Reski Ramli
Jumlah hal.: 209
Penerbit: KutuBuku (Cet. I – Januari 2005)

Novel ini adalah sebuah novel cinta yang tragis yang dikemas dalam bentuk yang unik. Kalau bosan dengan kisah cinta yang mendayu-dayu dan nge-pop, novel ini bisa jadi pilihan. Dari covernya saja, bisa menimbulkan berbagai imajinasi. Contohnya, dari judulnya ‘Like Water for Chocolate’, kita bisa mikir, kaya’nya romantis nih. Tapi, kalau lihat gambar yang ada, lho, novel misteri pembunuhan, kah? Karena ada gambar perempuan yang matanya ditutupi pisau. Tapi.. kok ada tulisan resep khas Mexico segala? Emangnya buku masak?
Di cover belakang buku ini ditulis, “Like Water for Chocolate” adalah novel romantis yang luar biasa, penuh dengan saat-saat ajaib, gambaran keseharian yang bening dan kecerdasan yang manis tapi menohok.
Novel ini bercerita tentang keluarga De La Graza, yang terdiri dari Mama Elena, Gertrudis, Rosaura, dan Tita. Mereka tinggal di sebuah peternakan di Mexico.
Konflik dimulai ketika Pedro, kekasihTita, ingin melamarnya. Tapi, lamaran itu ditolak oleh Mama Elena, dengan alasan bahwa sesuai tradisi Mexico, Tita sebagai anak bungsu harus mengurusi sang Ibu hingga beliau wafat. Mama Elena malah menjodohkan Rosaura, kakak Tita, sebagai gantinya, dan Pedro menerima perjodohan itu dengan alasan agar selalu dekat dengan Tita.
Bertahun-tahun, Tita harus mengorbankan perasaanya melihat Rosaura dan Pedro. Ditambah lagi dengan sikap Mama Elena yang keras terhadap Tita. Sampai akhirnya, Mama Elena meninggal, seolah membuka peluang bagi Tita dan Pedro untuk bersatu kembali.
Novel ini bisa menggambarkan pemberontakan, ketidakpuasan hati seseorang terhadap tekanan tradisi yang membatasi. Tita, adalah seorang gadis yang berpikiran kritis, dalam hatinya sering timbul pertanyaan, seperti ‘Kalau aku tidak boleh menikah dan memiliki anak, siapa yang akan mengurusku saat tua nanti? Atau apakah anak perempuan yang tinggal di rumah dan mengurus ibu mereka diharapkan untuk segera meninggal setelah orang tua mereka wafat? Dan bagaimana dengan para perempuan yang menikah tapi tidak bisa memiliki anak? Apakah pendapat anak perempuan yang terkena rencana ini pernah dipertimbangkan? (Hal. 14).
Resep-resep khas tradisional Mexico menjadi pengantar cerita pada setiap bab. Setiap resep mengisahkan cerita tentang sebuah cinta yang terkubur (Hal. 208). Dan bagaimana sebuah masakan bisa mempengaruhi kehidupan seseorang.[*]

--Ferina Permatasari Syaiful

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar