Judul: Like Water for Chocolate
Penulis: Laura Esquivel Penterjemah: Reski Ramli Jumlah hal.: 209 Penerbit: KutuBuku (Cet. I – Januari 2005) |
Novel ini adalah sebuah novel cinta yang tragis yang dikemas dalam
bentuk yang unik. Kalau bosan dengan kisah cinta yang mendayu-dayu dan nge-pop,
novel ini bisa jadi pilihan. Dari covernya saja, bisa menimbulkan berbagai
imajinasi. Contohnya, dari judulnya ‘Like Water for Chocolate’, kita bisa
mikir, kaya’nya romantis nih. Tapi, kalau lihat gambar yang ada, lho, novel
misteri pembunuhan, kah? Karena ada gambar perempuan yang matanya ditutupi
pisau. Tapi.. kok ada tulisan resep khas Mexico segala? Emangnya buku masak?
Di cover belakang buku ini ditulis, “Like Water for Chocolate”
adalah novel romantis yang luar biasa, penuh dengan saat-saat ajaib, gambaran
keseharian yang bening dan kecerdasan yang manis tapi menohok.
Novel ini bercerita tentang keluarga De La Graza, yang terdiri
dari Mama Elena, Gertrudis, Rosaura, dan Tita. Mereka tinggal di sebuah
peternakan di Mexico.
Konflik dimulai ketika Pedro, kekasihTita, ingin melamarnya. Tapi,
lamaran itu ditolak oleh Mama Elena, dengan alasan bahwa sesuai tradisi Mexico,
Tita sebagai anak bungsu harus mengurusi sang Ibu hingga beliau wafat. Mama
Elena malah menjodohkan Rosaura, kakak Tita, sebagai gantinya, dan Pedro
menerima perjodohan itu dengan alasan agar selalu dekat dengan Tita.
Bertahun-tahun, Tita harus mengorbankan perasaanya melihat Rosaura
dan Pedro. Ditambah lagi dengan sikap Mama Elena yang keras terhadap Tita.
Sampai akhirnya, Mama Elena meninggal, seolah membuka peluang bagi Tita dan
Pedro untuk bersatu kembali.
Novel ini bisa menggambarkan pemberontakan, ketidakpuasan hati
seseorang terhadap tekanan tradisi yang membatasi. Tita, adalah seorang gadis
yang berpikiran kritis, dalam hatinya sering timbul pertanyaan, seperti ‘Kalau
aku tidak boleh menikah dan memiliki anak, siapa yang akan mengurusku saat tua
nanti? Atau apakah anak perempuan yang tinggal di rumah dan mengurus ibu mereka
diharapkan untuk segera meninggal setelah orang tua mereka wafat? Dan bagaimana
dengan para perempuan yang menikah tapi tidak bisa memiliki anak? Apakah
pendapat anak perempuan yang terkena rencana ini pernah dipertimbangkan? (Hal.
14).
Resep-resep khas tradisional Mexico menjadi pengantar cerita pada
setiap bab. Setiap resep mengisahkan cerita tentang sebuah cinta yang terkubur
(Hal. 208). Dan bagaimana sebuah masakan bisa mempengaruhi kehidupan seseorang.[*]
--Ferina Permatasari Syaiful
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar