Jumat, 21 Maret 2014

Memoar Seorang Filosof: Pengembaraan di Belantara Filsafat

Judul: Memoar Seorang Filosof:
          Pengembaraan di Belantara Filsafat
Penulis: Bran Magee
Penerbit: Mizan,Bandung
Tahun: Cet. Juni 2005
Tebal: xiv + 784 halaman (index)


Friederich Nietzsche pernah berkata pelajarilah makna hidupmu dari cermin hidupmu melalui dunia filsafat. Seolah-olah membaca buku-buku filsafat tidak memastikan kebahagian hidup, tetapi dapat sedikit memahami hidup melalui dunia filsafat. Filsafat di sini dapat dibayangkan seperti cermin yang menampung pergumulan hidup.
Dalam pergumulan hidup ini setiap orang adalah filsof alamiah. Terlihat bahwa filsafat merupakan samudra kehidupan yang bisa dilihat oleh siapapun untuk menafsirkan hidupnya dengan kacamata filsafat. Contohnya Karl Jasper berpendapat bahwa kematian adalah salah satu medium hidup dengan berfilsafat untuk menapaki eksistensi diri manusia,seperti juga Albert Camus pernah mengatakan bahwa hidup itu absurd, untuk memahami hidup yang sebenarnya adalah bunuh diri menjadi jalan kemanusian yang sejati.
Jika memang filsafat membantu untuk memahami makna hidup dan hidup menghasilkan perenungan filosofis, filsafat tentu bukan sekadar persoalan akademis yang menjadi kesibukan para profesor dan mahasiswa.memang ada tendensi kuat dalam sejarah filsafat barat untuk mencirikan filsafat suatu sosok ilmiah. Argumen-argumen filosofis berwujud menjadi abstraksi yang tidak lepas dari corak pemikiranya pribadi tokoh filosof. Bukankah sejak zaman Yunani kuno para sophies seperti Thales,Socrates,Plato, dan lain-lain menjungjung tinggi argumentasi melebihi narasi, logos melebihi mitos.
Filsafat terus bergerak untuk meruntuhkan mitos, untuk memuncakkan zaman pencerahan pada abad ke-18 dan berakhir pada abad ke-19 sampai pada pemikiran filsafat Nietzsche. Dari Nietzsche-lah orang banyak belajar mendengarkan mitos atau narasi sebagai ungkapan kedalaman berfilsafat melalui narasi dan metafor.
Buku yang ditulis oleh Byan Magee mengingatkan kita pada corak pemikiranya St.Agustinus dan Rousseau. Melalui narasi pemikirannya pengakuan seorang Filsof untuk diwartakan kepada para penggemar filsafat dibelantara dunia. Karena penulis buku sudah melakukan tapaktilas diberbagai dunia filsafat dan menjadi matang.kiranya memang juga perlu memberikan kontribusi pemikiran melalui otobiographi dalam menjejakkan filsafat.tetapi dibalik itu juga mencul statemen apa perlunya mengenal Byan Magee? Bukankah Byan Magee bukan seorang filosof besar seperti Karl Marx, Derrida, Habermas atau Jean Paul Sartre. Yang mempunyai latar sejarah sosial,politik dan filsafat di dunia.
Hadirnya buku Memoar Seorang Filosof ini hanya ingin membuka tabir intelektual Byan Magee di dunia filsafat barat dan peradaban barat. Rahasia yang diakuinya di depan publik adalah melalui proses kematangan dalam melahap filsafat. Dalam belantika intelektual Byan Magee dikenal ahli sejarah filsafat yang telah banyak menulis tentang sejarah filsafat seperti Filsafat Inggrish modern,isu-isu filsafat radikalisme,dan menulis tentang pemikiran-pemikiran tokoh seperti Schopenhaur,wagner, Karl Popper,dan lain-lain (hal:34)
Oleh karena itu, Byan Magee mengungkapkan filsafat dalam buku ini cara penulisannya sangat luar biasa melalui aliran ke aliran filsafat dari tokoh ke tokoh filsafat.namun, Byan Magee cara penyajian berbeda dengan buku-buku filsafat yang menjadi menu di barat,ia mencoba menghadirkan dengan filsafat lewat Autographi dan lebih menampilkan pesona filsafat dan membungkus dengan ketakjuban penulisnya terhadap filsafat mulai dari pemikiran plato sampai Popper.
Mengantarkan filsafat Autobiographi hanya ingin mengabaikan nilai-nilai akademis,bagaimana filsafat itu lebih populer dikalangan masyarakat bukan hanya untuk kalangan intelektual saja. Startegi ini yang dilakukan Byan Magee, agar filsafat lebih mudah terpasarkan di kalangan masyarakat bawah, dengan metode autobiographi ini sangat mudah dicerna dan dipahami oleh siapapun. Di samping itu, penampilan corak berpikirnya Byan Magee ingin mensejajarkan dengan para filosof beken sekelas dengan plato,Derrida atau Habermas.sehingga ia berani menulis alur sejarah filsafat ini,untuk mengenalkan kepada publik bahwa tokoh –tokoh filsafat barat setelah abad ke 20 bisa menghasilkan tokoh filsafat di barat di era abad ke 21.
Byan Magee tidak menata ulasannya secara sistematis, tetapi membiarkannya mengalir,dengan cara demikian ia mendapat banyak peluang untuk menumpahkan segala pengetahuan detailnya tentang sejarah filsafat dan para tokohnya tanpa ikatan alur atau sistem. Skema yang menjadi alur dasar penulisannya buku ini ia menggunakan kerangka pemikirannya Imanuel Kant,Karl Popper,Betran Russel, Schopenhaur, Kierkegaard, dan Heidegger. Namun Byan Magee berhasil menunjukkan bagaimanpun rumitnya filsafat ia menemukan galian-galian yang dalam, untuk dapat menjelaskan secara rinci dan gamblang dari analisa filosofis.karena filsafat bukanlah suatu yang asing dan rumit.
Byan Magee juga memberikan gambaran kepada kita untuk lebih mendalam tentang kenikmatan belajar filsafat harus bervariasi dengan musik,drama,teater.hal ini juga akan mudah menggugah kita dalam berfilsafat secara efisien.contoh dengan melakonkan drama Hamlet,shakespeare. Bagian dari pergumulan hidup untuk bereksistensi diri manusia.
Lewat karya Byan Magee ini juga akan memperkaya wacana filsafat kita akan dikenalkan berbagai filsafat mulai dari filsafat politik thomas hobbes,filsafat ekonomi karlmarx, filsafat teknologi thomas kuhn,sampai filsafat posmodernisme Derrida.disamping itu juga merekam pengalaman pribadi Magee yang penuh dinamika di dunia filsafat:pergulatan di tengah-tengah pengaruh filsafat mazhab Oxford yang mendominasi pemikiranya filsafat di inggrish di masanya: kisah-kisah di balik penyususunan buku – buku filsafat ; juga krisis makna hidup yang sempat mencengkram dirinya dan cara mengatasinya. Membaca dari ulasan buku ini nampaknya juga sangat menggiurkan dan membutuhkan stamina tinggi dalam menggeledah dari pemikiran Magee dari corak dan karakter.yang notabene Autobiographi memoar seorang Filsof ini sangat membantu dalam mempelajari filsafat.apalagi dalam belantika pemikiran filsafat di Indonesia memang sangat subur,khusus beberapa perguruan Tinggi di Indonesia ada yang menyediakan jurusan filsafat.hal juga membantu bagi pemula yang belajar filsafat,bisa membaca buku ini. Untuk olah pikir dan metode untuk memaknai klehidupan dalam berfilsafat.
Buku Memoar Seorang Filosof yang dikemas dalam bentuk novel seperti Dunia Sophie dan Tapak Sabda ini dapat mengajak pembaca untuk ikut merasakan dan mempelajari gairah yang membuat seorang berangkat berpetualang di dunia belantika filsafat. Bisa jadi buku ini akan membuat para penggemar filsafat terbujuk rayu untuk terjun dalam kedalaman dan kedasyatan filsafat.[*]

--nur hamzah, Dosen Univ. Gajayana Malang dan anggota ruang baca Tempo

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar