Judul: Memoar Seorang Filosof:
Pengembaraan di
Belantara Filsafat
Penulis: Bran Magee Penerbit: Mizan,Bandung Tahun: Cet. Juni 2005 Tebal: xiv + 784 halaman (index) |
Friederich
Nietzsche pernah berkata pelajarilah makna hidupmu dari cermin hidupmu melalui
dunia filsafat. Seolah-olah membaca buku-buku filsafat tidak memastikan
kebahagian hidup, tetapi dapat sedikit memahami hidup melalui dunia filsafat.
Filsafat di sini dapat dibayangkan seperti cermin yang menampung pergumulan
hidup.
Dalam
pergumulan hidup ini setiap orang adalah filsof alamiah. Terlihat bahwa
filsafat merupakan samudra kehidupan yang bisa dilihat oleh siapapun untuk
menafsirkan hidupnya dengan kacamata filsafat. Contohnya Karl Jasper
berpendapat bahwa kematian adalah salah satu medium hidup dengan berfilsafat
untuk menapaki eksistensi diri manusia,seperti juga Albert Camus pernah
mengatakan bahwa hidup itu absurd, untuk memahami hidup yang sebenarnya adalah
bunuh diri menjadi jalan kemanusian yang sejati.
Jika
memang filsafat membantu untuk memahami makna hidup dan hidup menghasilkan
perenungan filosofis, filsafat tentu bukan sekadar persoalan akademis yang
menjadi kesibukan para profesor dan mahasiswa.memang ada tendensi kuat dalam
sejarah filsafat barat untuk mencirikan filsafat suatu sosok ilmiah.
Argumen-argumen filosofis berwujud menjadi abstraksi yang tidak lepas dari
corak pemikiranya pribadi tokoh filosof. Bukankah sejak zaman Yunani kuno para
sophies seperti Thales,Socrates,Plato, dan lain-lain menjungjung tinggi argumentasi
melebihi narasi, logos melebihi mitos.
Filsafat
terus bergerak untuk meruntuhkan mitos, untuk memuncakkan zaman pencerahan pada
abad ke-18 dan berakhir pada abad ke-19 sampai pada pemikiran filsafat
Nietzsche. Dari Nietzsche-lah orang banyak belajar mendengarkan mitos atau
narasi sebagai ungkapan kedalaman berfilsafat melalui narasi dan metafor.
Buku
yang ditulis oleh Byan Magee mengingatkan kita pada corak pemikiranya
St.Agustinus dan Rousseau. Melalui narasi pemikirannya pengakuan seorang Filsof
untuk diwartakan kepada para penggemar filsafat dibelantara dunia. Karena
penulis buku sudah melakukan tapaktilas diberbagai dunia filsafat dan menjadi
matang.kiranya memang juga perlu memberikan kontribusi pemikiran melalui
otobiographi dalam menjejakkan filsafat.tetapi dibalik itu juga mencul statemen
apa perlunya mengenal Byan Magee? Bukankah Byan Magee bukan seorang filosof
besar seperti Karl Marx, Derrida, Habermas atau Jean Paul Sartre. Yang
mempunyai latar sejarah sosial,politik dan filsafat di dunia.
Hadirnya
buku Memoar Seorang Filosof ini hanya ingin membuka tabir intelektual Byan
Magee di dunia filsafat barat dan peradaban barat. Rahasia yang diakuinya di
depan publik adalah melalui proses kematangan dalam melahap filsafat. Dalam
belantika intelektual Byan Magee dikenal ahli sejarah filsafat yang telah
banyak menulis tentang sejarah filsafat seperti Filsafat Inggrish
modern,isu-isu filsafat radikalisme,dan menulis tentang pemikiran-pemikiran
tokoh seperti Schopenhaur,wagner, Karl Popper,dan lain-lain (hal:34)
Oleh
karena itu, Byan Magee mengungkapkan filsafat dalam buku ini cara penulisannya
sangat luar biasa melalui aliran ke aliran filsafat dari tokoh ke tokoh
filsafat.namun, Byan Magee cara penyajian berbeda dengan buku-buku filsafat
yang menjadi menu di barat,ia mencoba menghadirkan dengan filsafat lewat
Autographi dan lebih menampilkan pesona filsafat dan membungkus dengan
ketakjuban penulisnya terhadap filsafat mulai dari pemikiran plato sampai
Popper.
Mengantarkan
filsafat Autobiographi hanya ingin mengabaikan nilai-nilai akademis,bagaimana
filsafat itu lebih populer dikalangan masyarakat bukan hanya untuk kalangan
intelektual saja. Startegi ini yang dilakukan Byan Magee, agar filsafat lebih
mudah terpasarkan di kalangan masyarakat bawah, dengan metode autobiographi ini
sangat mudah dicerna dan dipahami oleh siapapun. Di samping itu, penampilan
corak berpikirnya Byan Magee ingin mensejajarkan dengan para filosof beken
sekelas dengan plato,Derrida atau Habermas.sehingga ia berani menulis alur sejarah
filsafat ini,untuk mengenalkan kepada publik bahwa tokoh –tokoh filsafat barat
setelah abad ke 20 bisa menghasilkan tokoh filsafat di barat di era abad ke 21.
Byan
Magee tidak menata ulasannya secara sistematis, tetapi membiarkannya
mengalir,dengan cara demikian ia mendapat banyak peluang untuk menumpahkan
segala pengetahuan detailnya tentang sejarah filsafat dan para tokohnya tanpa
ikatan alur atau sistem. Skema yang menjadi alur dasar penulisannya buku ini ia
menggunakan kerangka pemikirannya Imanuel Kant,Karl Popper,Betran Russel,
Schopenhaur, Kierkegaard, dan Heidegger. Namun Byan Magee berhasil menunjukkan
bagaimanpun rumitnya filsafat ia menemukan galian-galian yang dalam, untuk
dapat menjelaskan secara rinci dan gamblang dari analisa filosofis.karena
filsafat bukanlah suatu yang asing dan rumit.
Byan
Magee juga memberikan gambaran kepada kita untuk lebih mendalam tentang
kenikmatan belajar filsafat harus bervariasi dengan musik,drama,teater.hal ini
juga akan mudah menggugah kita dalam berfilsafat secara efisien.contoh dengan
melakonkan drama Hamlet,shakespeare. Bagian dari pergumulan hidup untuk
bereksistensi diri manusia.
Lewat
karya Byan Magee ini juga akan memperkaya wacana filsafat kita akan dikenalkan
berbagai filsafat mulai dari filsafat politik thomas hobbes,filsafat ekonomi
karlmarx, filsafat teknologi thomas kuhn,sampai filsafat posmodernisme
Derrida.disamping itu juga merekam pengalaman pribadi Magee yang penuh dinamika
di dunia filsafat:pergulatan di tengah-tengah pengaruh filsafat mazhab Oxford
yang mendominasi pemikiranya filsafat di inggrish di masanya: kisah-kisah di
balik penyususunan buku – buku filsafat ; juga krisis makna hidup yang sempat
mencengkram dirinya dan cara mengatasinya. Membaca dari ulasan buku ini
nampaknya juga sangat menggiurkan dan membutuhkan stamina tinggi dalam
menggeledah dari pemikiran Magee dari corak dan karakter.yang notabene
Autobiographi memoar seorang Filsof ini sangat membantu dalam mempelajari
filsafat.apalagi dalam belantika pemikiran filsafat di Indonesia memang sangat
subur,khusus beberapa perguruan Tinggi di Indonesia ada yang menyediakan
jurusan filsafat.hal juga membantu bagi pemula yang belajar filsafat,bisa
membaca buku ini. Untuk olah pikir dan metode untuk memaknai klehidupan dalam
berfilsafat.
Buku
Memoar Seorang Filosof yang dikemas dalam bentuk novel seperti Dunia Sophie dan
Tapak Sabda ini dapat mengajak pembaca untuk ikut merasakan dan mempelajari
gairah yang membuat seorang berangkat berpetualang di dunia belantika filsafat.
Bisa jadi buku ini akan membuat para penggemar filsafat terbujuk rayu untuk
terjun dalam kedalaman dan kedasyatan filsafat.[*]
--nur hamzah, Dosen Univ. Gajayana Malang dan anggota ruang baca Tempo
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar