Judul
buku: Menyibak Rahasia Sains Bumi Dalam Al-Quran
Penulis: Ir Agus Haryo Sudarmojo Penerbit: Mizania Cetakan: I, November 2008 Tebal: xv+234 hlm |
Islam bukan hanya
ajaran agama, tetapi Islam juga merupakan sebuah jalan menuju hidup harmonis
yang secara terpadu mampu menghadapi tiga dimensi kehidupan: dimensi alam fana,
barzakh, dan akhirat.
Jika kita melihat
dari sudut pandang sains dan teknologi, maka sudah bukan rahasia lagi bahwa di
dalamnya termuat penjelasan tentang materi, energi dan informasi. Islam secara
terpadu dapat mengungkapkan kejadian-kejadian bertema sains maupun teori sains
mutakhir. Semua informasi tersebut dapat kita temukan di dalam Alquran yang
merupakan kitab suci umat Islam. Meski demikian, Alquran tidak dapat disebut
sebagai sebuah buku pelajaran sains. Tetapi, Alquran merupakan penuntun bagi
umat manusia dalam mengarungi ketiga dimensi kehidupan di atas.
Para ilmuwan yang
telah bersentuhan dengan Alquran mengungkapkan bahwa Alquran is always one step
ahead of science. Ungkapan tersebut dapat diartikan bahwa penjelasan-penjelasan
Alquran selalu selangkah lebih maju dibanding penemuan-penemuan sain modern.
Setiap penemuan hebat pada abad-abad kontemporer terrnyata sudah dijelaskan
oleh Alquran sejak abad ketujuh silam.
Fakta-fakta
tersebut bisa kita baca di buku ini. Sebuah buku yang akan menyadarkan kita
betapa Alquran merupakan suatu himpunan informasi tentang masa lalu, masa kini
sekaligus masa depan yang tak dapat disangkal kebenarannya. Betapa Alquran
selalu unggul di depan sains.
Penulis menegaskan,
Alquran banyak berisi ayat-ayat mutasyabihat yang menjelaskan mengenai sains.
Ada yang tersirat secara jelas maupun tersamar di dalamnya. Oleh karena itu,
pemahaman makna yang terkandung dalam ayat-ayat mutasyabihat tidak dapat dijadikan
dasar hukum, tetapi dapat diletakkan sebagai sumber inspirasi ilmiah.
Penulis selalu
meletakkan Alquran sebagai sumber rujukan utama. Adapun sumber rujukan kedua
adalah hadits-hadits sahih dan syarahnya, kemudian penemuan-penemuan sains
modern menjadi rujukan ketiga. Setelah itu, barulah penulis menggunakan akal
pikiran (logika).
Penulis menegaskan,
bahasa Alquran mudah dipahami oleh seluruh lapisan masayarakat, penggembala
kambing hingga pakar sains. Semua orang mampu memahami Alquran sesuai dengan
tingkat intelektual dan bahasa komunitasnya masing-masing. Dengan demikian,
ayat-ayat sains akan lebih tergali maknanya jika direnungkan oleh masyarakat
sains.
Dalam buku ini,
penulis mencoba mengulas tentang Planet Bumi sejak penciptaannya hingga mencapai
keadaan seperti sekarang ini. Penulis berusaha menjelaskan proses
penciptaannya, asal-usul pelbagai materi pendukung kehidupannya, dan hal-hal
lain yang telah disebutkan oleh ayat-ayat Alquran. Buku ini juga merupakan
pengejawantahan atas permintaan khalayak karena sebagian besar uraiannya
merupakan hasil diskusi pada majelis-majelis ta’lim. Semua itu diuraikan dalam
17 fakta penting mengenai bumi, misalnya bumi pernah berpadu dengan langit, dan
ternyata bumi sepertiga umur langit.
Fakta lain yang
diungkapkan, misalnya bumi ditahan agar tidak lenyap, bumi unik di jagat raya,
besinya dari langit, bumi seperti permadani yang dihamparkan. Penulis juga
mengupas daratan dan lautan, gerakan yang menakjubkan seperti awan, bumi pernah
mati kemudian bersendawa, dan gunung es jatuh dari langit.
Fakta lain yang
tidak kalah menariknya adalah air memahami ucapan manusia, bumi bangkit dari
kematiannya, munculnya tujuh lapis langit bumi, gumpalan dari langit, dan tujuh
tugas pasaknya. Semua itu diperkuat dan dilengkapi dengan berbagai ayat
Alquran, Hadits Rasulullah saw dan renungan yang akan membuat kita makin kagum
terhadap kebenaran ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw dan keunggulan
Alquran yang diturunkan oleh Allah SWT.
Tapi cukupkah semua
itu? Cukupkah sampai pada kekaguman saja? Tidak. Kita harus berbuat lebih jauh
dari itu, yakni mensyukuri segala nikmat Allah. Itulah yang ditegaskan oleh
penulis di bagian akhir buku ini, yakni perlukah pamrih kepada Allah SWT.
“Akhirnya kita menyadari bahwa kita merasa sangat malu dan tidak tahu diri bila
selama ini kurang bersyukur atas segala nikmat-Nya. Bukankah setiap detik kita
dikirimi bingkisan gratis berupa oksigen, sinar mentari, sinar rembulan,
gravitasi, air, besi, dan nikmat lainnya yang tidak akan mampu menghitungnya.”
(hlm 205) Buku ini ditulis dengan menggunakan gaya bahasa sains popular,
sehingga mudah dipahami. Siapa pun perlu membaca buku ini, sehingga insya Allah
akan bertambah kuat imannya, makin cinta Islam, dan pada akhirnya makin senang
beramal saleh, termasuk di antaranya bersyukur kepada Allah SWT. [ika]
Sumber:
Republika 27
Febuari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar