Judul:
Rahim, Sebuah Dongeng Kehidupan
Penulis: Fahd Gibran Tebal: 316 halaman Penerbit: Goodfaith |
Penulis perempuan
menulis tentang dinamika dan sisi kehidupan perempuan, barangkali bukan hal
yang asing bagi kita. Bagaimana jika seorang laki-laki mengungkap masalah
perempuan dengan perspektif perempuan. Barangkali ini sebuah perbedaan.
Perbedaan itu,
tampaknya, menjadi salah satu daya tarik dari novel terbaru Fahd Gibran, Rahim:
Sebuah Dongeng Kehidupan. Fahd yang sehari-hari dikenal sebagai seorang peneliti
di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menceritakan secara detil,
kreatif dan sangat imajinatif mengenai kondisi kehidupan sebuah janin di rahim
seorang perempuan.
Disini fahd mencoba
menyentuh kesadaran kita tentang betapa berharganya seorang ibu dan apa yang
dikandung didalam rahimnya. Pasalnya kasus aborsi terus mengalami peningkatan
dari waktu ke waktu. Saat ini diperkirakan ada 42 juta kasus aborsi di dunia
atau 115 ribu kasus aborsi setiap hari.
Melalui Novel ini,
ia mengajak kita merenung, berdiskusi dan melakukan intropeksi terhadap diri
kita sendiri. Penulis juga mengajak kita memahami dan mendalami makna kasih
sayang.Menurut Fahd, kehamilan bukan sekadar konsekuensi reproduktif dari
sebuah relasi seksual, tetapi ‘seluruh kehidupan’ yang dititipkan Tuhan di
rahim suci seorang perempuan.
Kehidupan itu
adalah kasih sayang Tuhan. Kasih sayang dalam bahasa Arab itu disebut Rahim.
Itulah mengapa nama lain Tuhan juga Ar-Rahim, Sang Maha Penyayang. Maka bagi
mereka yang menyia-nyiakan kehamilan adalah mereka yang menyia-nyiakan hidup
bahkan Tuhannya. “..Jangan menodai kesucian rahim perempuanmu.
Jangan Lakukan itu. Kumohon..Asal kau tahu, Rahim adalah nama lain dari Raja
Semesta,” kata Fahd di novelnya.
Ia mampu
menceritakan secara detil kondisi rahim wanita dengan gaya tutur mendongeng.
Dan hebatnya Fahd mampu menceritakan semuanya dalam bahasa ringan yang tak
terkesan menggurui. Tanpa disadari saat membaca Novel Rahim kita diajak
untuk merenung sesaat dan mempertanyakan kembali sikap serta pandangan kita
terhadap kehidupan anak sejak di alam rahim, perempuan dan orangtua.
Rahim, pada
dasarnya adalah apresiasi Fahd terhadap figur seorang perempuan. Dalam
pandangan Fahd, perempuan adalah sosok luar biasa, perempuan adalah musabab
dari kehidupan, karena tanpa ada perempuan tak ada peradaban. ” Saya sering
mengatakan bahwa bila banyak orang berpendapat bahwa Hawa adalah cobaan buat
Adam, maka bagi saya Hawa adalah pertolongan buat Adam. Lewat rahim Hawa maka
peradaban manusia bisa terwujud,” kata Fahd
Saat ini apa yang
dikerjakan oleh laki-laki dapat dikerjakan oleh perempuan. Tapi ada satu hal
yang tak dapat atau dimiliki oleh laki-laki dari seorang perempuan. Seorang
perempuan dapat mengandung dan melahirkan keturunan. Melalui seorang perempuan peradaban
manusia dapat terus berlanjut. ”Saya sering berkelakar dengan teman-teman,
terjadinya penindasan laki-laki terhadap wanita adalah karena laki-laki merasa
cemburu terhadap wanita yang memiliki sesuatu yang tak dapat dimilikinya,” kata
Fahd. [*]
Sumber:
Republika, 8
Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar