Judul:
Stalin – Kisah-Kisah yang Tak Terungkap
Penulis: Simon Sebag Montefiore Penerbit: Alvabet, Jakarta, Februari 2011 Tebal: XXVI + 832 halaman
Peresensi:
Syaefudin Simon*)
|
Barangkali tak ada
rezim di dunia yang begitu banyak membunuh manusia selain rezim Joseph Stalin
di Uni Soviet. Jika Hitler diperkirakan membunuh tujuh juta orang Yahudi,
Stalin telah membunuh 30 juta orang Rusia. Bayangkan, siapa pun orangnya yang
tak disukai Stalin – teman separtai, mitra kerja, oposisi, musuh politik,
bahkan sembarang orang yang tiba-tiba dibencinya – langsung dibunuh. Salah
seorang musuh utama politiknya, Leon Trotski, dibunuh orang-orang suruhan
Stalin di Meksiko pada 1940.
Tak ada orang yang
bisa memahami pribadi dan karakter Stalin, termasuk orang tua, istri, dan
anakanaknya. Kematian Nadya Alliluyeva, istri kedua Stalin, dengan cara bunuh
diri yang amat tragis juga disebabkan karakter Stalin yang aneh, sulit diduga,
dan misterius sehingga ia memilih bunuh diri setelah mendampingi “Soso” selama
14 tahun. Siapa Stalin, kapan lahir, dan siapa dia sebenarnya tetaplah menjadi
sebuah misteri.
Namun, Simon Sebag
Montefi ore, sejarawan Inggris, berusaha menguak misteri sang “penguasa dunia”
paling kejam ini melalui pelbagai cara (studi pustaka, mengunjungi tempat kelahirannya,
menanyakan kepada bekas teman-temannya, dan bertanya kepada orang-orang yang
pernah dekat dengannya). Hasilnya sebuah buku berjudul Stalin: The Court of The
Red Tsar yang diterjemahkan penerbit Alvabet dengan Stalin, Kisahkisah yang Tak
Terungkap. Dalam penelusurannya, Montefiore makin terkejut setelah mendengarkan
komentar teman-teman dan orang-orang yang dekat dengannya siapa sebenarnya
Stalin.
“Dia adalah seorang yang membentuk dirinya
sendiri. Seseorang yang menentukan namanya sendiri, hari kelahirannya sendiri,
kebangsaannya sendiri, pendidikannya sendiri, dan seluruh masa lalu dan masa
depannya sendiri.” Apa keistimewaan Stalin? Dia seorang mercurial
neorotic—sebuah karakter yang panas dan meledakledak, tapi sangat sensitif dan
mampu membaca situasi dengan cermat. Gerakannya adalah Partai Bolshevik.
Momentumnya adalah pembusukan monarki Rusia. Nikita Kruschev, penerus sejati
Stalin, menyebut kamerad seniornya itu sebagai litsedei, pria dengan banyak
wajah.
Lazar Kaganovich,
kameradnya yang lebih dari 30 tahun bersamanya, mengungkapkan bahwa Stalin
adalah seorang yang berbeda di tempat yang berbeda. Sedikitnya, ada lima atau
enam Stalin yang selalu bergerak untuk memenuhi ambisi pribadinya (hal 4-5).
Yang menarik dari buku ini, Montefi ore berhasil menceritakan Stalin dalam
bingkai-bingkai kecil keluarga, teman-teman, kehidupan malam, perselingkuhan,
gundik-gundik, dan obsesi-obsesi pribadinya dalam dunia seni dan sastra
(mikro).
Montefiore juga
sukses merangkai kisah kehidupan mikro Stalin untuk membuka pintu dalam
memahami pola-pola pemerintahan Stalin yang represif, kejam, dan ditakuti dunia
(makro). Last but not least, buku ini pun berhasil menggambarkan seorang Stalin
yang juga manusia biasa. [*]
*) Peneliti pada
Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian, Jakarta
Sumber:
Koran Jakarta, 08
Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar