Judul:
The Sedona Method
Peresensi:
Wasis Wibowo
Penulis: Hale Dwoskin Terbit: Juli 2009 Penerbit: Ufuk Press Halaman: 516 |
Manusia diciptakan
memiliki lawa nafsu yang selalu menyelimuti dalam pikiran dan emosi. Hawa nafsu
inilah yang sering nemengaruhi tingkah laku manusia dalam berinteraksi dan
nelakukan berbagai aktivitas. Karena itu, hawa nafsu yang membawa manusia
menjadi sosok yang baik sekaligus membuat terperosok menjadi makhluk yang
buruk.
Untuk menjadi
manusia yang baik, tentu tak bisa dilakukan lengan cara menghilangkan hawa
nafsu. Sebab, hawa nafsu tak bisa dilenyapkan dalam diri manusia. Tak ada
kekuatan yang mampu nenghilangkan hawa nafsu sehingga segala upaya untuk
melenyapkan hawa nafsu akan nembuat manusia menderita.
Namun, bila manusia
membiarkan hawa nafsu menguasai dirinya, maka dia akan menjadi liar. Hal itu,
jelas bisa mengiring manusia ke dalam berbagai keburukan, bahkan menghancurkan
diri sendiri.Meski demikian, hawa nafsu bisa dikendalikan. Dan, manusia yang
bisa mengendalikan hawa nafsunya akan mencapai kebahagiaan.
Untuk mengendalikan
hawa nafsu dapat dilakukan dengan berbagai metode dan pendekatan yang telah
banyak dikembangkan saat ini. Salah satunya melalui pendekatan psikologi dengan
menggunakan metode Sedona. Kunci dari metode Sedona adalah dengan melepaskan
(letting go).
Metode terbaru ini
dianggap sebagai yang terbaik dan teknik lanjutan bagaimana mengendalikan hawa
nafsu yang menyelimuti emosi dan pikiran manusia. Selama ini dalam psikologi
dikenal dua cara yang populer, yaitu menekan dan mengekspresikan. Metode Sedona
ini terbukti mampu melepaskan belenggu emosi dan pikiran buruk manusia untuk
mencapai kebahagiaan.
Untuk mengetahui
lebih dalam tentang metode Sedona, semua diuraikan secara apik dalam buku The
Sedona Methode karya Hale Dwoskin yang diterbitkan Ufuk Publishing House. Buku
setebal 476 halaman ini secara garis besar terbagi dalam dua bagian, pertama
mengajak kita menjelajahi proses atau teknik pelepasan (letting go) dasar dan
motif-motif yang membatasi manusia mencapai kebahagiaan. Bagian kedua, kita
akan diajak menjelajahi beberapa wilayah hidup manusia yang bisa dipengaruhi
dengan metode Sedona.
Buku ini
menjelaskan secara sederhana penerapan metode Sedona, hanya dengan mengajukan
tiga pertanyaan kepada diri sendiri. Ketiga pertanyaan itu adalah, Bisakah?
Bersediakah ? dan Kapan ?. Ketiga hal itu bisa dilakukan dengan menutup mata
seperti bermeditasi atau menuliskannya di atas kertas.
Dengan cara yang
sederhana ini, kita diajarkan untuk melepaskan sembilan kondisi emosi yang
selalu melekat pada manusia. Di antaranya, perasaan lesu, nafsu, sedih, takut,
marah, bangga, semangat, menerima, dan ikhlas. Metode ini mampu melepaskan
berbagai beban yang sering membelenggu manusia dan mengantarkan meraih
kebahagiaan yang diimpikan.
Buku ini menarik
karena tak hanya berisi penjelasan tentang metode Sedona, juga disertakan
panduan bagi kita untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Membaca buku
ini sama dengan kita mengikuti kelas-kelas yang mengajarkan metode Sedona. Alangkah
lebih baiknya bila ada seorang pembimbing agar berbagai instruksi bisa
dilakukan dengan baik.[*]
Sumber:
Seputar Indonesia,
September 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar