Judul:
The Wizard of Oz
Pengarang: L. Frank Baum Penerjemah: Alva Indriani Penyunting: Jia Effendie Penerbit: Atria
Peresensi:
Truly Rudiono
|
Ep-pe, pep-pe,
kak-ke
Hil-lo, hol-lo,
hel-lo
Ziz-zuy, zuz-zy,
zik
Selamat datang di
tanah para Muchiklin, wahai Penyihir paling mulia. Kami sangat berterima kasih
padamu karena telah membunuh Tukang Sihir Jahat dari Timur, dan karena telah
membebaskan kami dari belenggu.
Suatu hari angin
puting beliung menerbangkan rumah paman Dorothy, dimana ia tinggal selama ini.
Rumah itu diterbangkan dari padang rumput yang indah di Kansas ke tempat yang
tak pernah ia bayangkan.Ia terdampar di sebuah negeri yang mungkin tak ada di
peta, Negeri Oz. Untunglah Toto anjing kecil yang selama ini menjadi temannya
ikut terbawa terbang, sehingga ia tidak sendiri di daerah yang asing itu.
Alih-alih ketakutan
Dorothy malah mengagumi keindahan negeri itu. Kanan kiri jalan dibatasi pagar
yang terbentang rapi, dicat dengan warna biru cantik. Ladang gandum tumbuh
subur dan sayur mayur berlimpah ruah. Rupanya Kaum Muchiklin cukup pandai
bercocok tanam.
Rumah Kaum
Muchiklin juga terlihat ganjil namun nyaman. Bentuknya bundar dengan kubah
besar sebagai atapnya. Semuanya dicat warna biru. Karena itu adalah warna
fovorit negeri Timur ini. Pilihan warna yang bagus! Sepertinya. saya akan
senang tinggal bersama Kaum Muchiklin.
Walau menyukai
suasana di sana, Dorothy tetap bersikeras ingin kembali ke Kansas. Hanya satu
cara untuk bisa kembali ke kota asalnya yaitu dengan meminta bantuan Oz sang
Penyihir Agung. Oz berada di Kota Zamrud. Jalanan menuju kota itu berlapis bata
kuning hingga mudah dikenali. Namun walau begitu perjalanan yang harus di
tempuh Doroty bukanlah perjalanan yang singkat dan aman. Dorothy tak punya
pilihan, ia harus menemui Oz.
Dalam perjalanan,
Dorothy bertemu dengan Boneka Jerami yang menginginkan otak, lalu Tin Woodman manusia
kaleng yang berprofesi sebagai penebang kayu, menginginkan hati. Serta seekor
Singa penakut yang menginginkan keberanian. Bersama-sama mereka berjuang mencapai
Kota Zamrud demi mewujudkan impiannya masing-masing.
Perkenalan pertama
saya dengan cerita ini justru berawal dari sebuah film lama yang diputar di
televisi swasta. Film yang diputar merupakan versi paling awal dari cerita ini.
Saya terkagum-kagum melihat rangkaian adegan yang disajikan. Saat disebutkan
bahwa film itu dibuat berdasarkan sebuah buku, saya sudah bersemangat untuk
mencarinya. Rupanya baru berjodoh hari ini.
Film yang dibuat
berdasarkan buku ini pada tahun 1939 itu dimainkan oleh Judy Garland sebagai
Dorothy, Frank Morgan sebagai Penyihir Oz, Ray Bolger sebagai Boneka Jerami,
Bert Lahr sebagai Singa Pengecut serta Jack Haley sebagai singa
Saya juga tertawa
lepas saat membaca buku ini. Dorothy sungguh anak yang serba beruntung! Banyak
kemujuran yang diperolehnya tanpa sengaja. Walau kadang keberuntungan Doroty
membuat saya sebal, namun harus diakui cukup membuat buku ini menghibur.
Kejutannya juga membuat saya tertawa lepas. Ternyata Oz adalah………
Alam khayalan yang
ditawarkan oleh L Frank Baum sungguh luar biasa. Idenya mungkin sederhana namun
tak pernah terpikirkan oleh orang lain . Padahal jika ditilik lebih mendalam,
sebuah kejadian, tokoh fantasi serta gambaran yang diberikan merupakan hal yang
ada disekitar kita, dekat malah. Hanya saja kita tidak pernah mengira hal-hal
tersebut bisa diramu menjadi sebuah cerita yang apik.
Tengok sosok Tin
Woodman. Menyebut namanya saja kita sudah bisa merasakan ada hubungan antara
timah , secara harafiah diartikan sebagai kaleng dan tukang kayu .Lalu bagaimana
ia bisa mendapatkan tubuh kalengnya, serta apa yang terjadi jika ia menangis,
hal-hal kecil menjadi daya tarik buku ini.
Selain pesan moral
mengenai persahabatan dan tentunya semangat berusaha, masih banyak hal-hal lain
yang juga terkandung dalam buku ini. Misalnya perdebatan antara Boneka Jerami
yang menginginkan otak dengan Tin Woodman yang menginginkan hati.
”Orang bodoh tidak
tahu apa yang harus dilakukan dengan hati jika ia memilikinya” kata Boneka
Jerami. Sementara Tin Woodman berpendapat,” Karena otak tidak membuat seseorang
bahagia dan kebahagiaan adalah hal yang terbaik di dunia” .
Biasanya saya
menyukai keberadaan ilustrasi dalam sebuah buku. Karena selain merupakan
selingan yang menyegarkan, illustrasi bisa dianggap menvisualisasikan apa yang ditulis
sang pengarang. Sehingga pembaca semakin bergairah menuntaskan isi buku
tersebut. Entah kenapa, untuk buku ini saya berkali-kali mengerutkan kedua alis
saat melihat ilustrasi yang ada.
Sebenarnya sih hal
kecil, tapi entah kenapa jadi mengganggu buat saya. Dikisahkan di awal perjalanan
menuju Kota Zamrud, Dorothy membawa sebuah keranjang yang berisi bekal. Saat
bertemu dengan Boneka Jerami, keranjang itu dibawa oleh Boneka Jerami. Namun ilustrasi
yang ada hanya menggambarkan Dorothy, Toto dan Boneka Jerami sedang berjalan
tanpa ada keranjang yang dibawa! Demikian juga setelah bertemu dengan Tin
Woodman. Kemanakah keranjang itu………?
Lyman Frank lahir
pada tanggal 15 Mei 1856 . Merupakan anak ke-7 dari pasangan Cynthia Stanton
dan Benjamin Ward Baum. Di masa mudanya Lyman Frank menulis berbagai dongeng
pendek yang ia dibantu oleh adiknya Henry Clay.
The Land of Oz
merupakan sekuel dari The Wizard of Oz
Sekuel ini dibuat
terutama sekali karena L Frank Baum hanya mendapat pertanyaan juga keluhan
seputar kelanjutan Buku The Wizard of Oz. Buku ini ditulis saat ia berusia 44
tahun. Sementara versi musiknya ditulis pada tahun 1902.
Menurut informasi
dari pihak terpercaya, The Land of Oz akan diterbitkan jika tanggapan atas buku
The Wizard of Oz menggembirakan.Hayuh dukung Penerbit Atria menerbitkan The
Land of Oz. Masak sih tidak ada yang penasaran akan bagaimana nasib Oz sang
Penyihir Agung, Glinda atau Boneka Jerami? [*]
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar