Judul: Zionisme dan
Keruntuhan Amerika
Penulis: James Petras
Penerbit: Zahra,
Jakarta
Tebal: 288 halaman
Peresensi: N.
Mursidi
|
Dalam peta geo-politik, Amerika dapat disebut
sebagai negara besar bahkan tidak terkalahkan oleh kekuatan negara lain.
Apalagi setelah Uni Soviet (dan kekuatan komunisme) runtuh.
Praktis Amerika menjadi satu-satunya negara
adidaya bahkan jadi polisi (penjaga keamanan) dunia. Tak mustahil, kalau tak
ada satu pun negara yang berani menentang dan mengibarkan bendera perang
menentang Amerika.
Tetapi, di balik kemegahan Amerika di peta
dunia, sebenarnya negara “Paman Sam” itu mengalami kerapuhan dari dalam karena
sedang berada di ambang kehancuran. Sayang, fakta tersebut tak banyak yang
tahu. Padahal di mata James Petras, penulis buku Zionisme dan Keruntuhan
Amerika ini, pelan tapi pasti kehancuran Amerika itu sudah di depan mata.
Kehancuran itu, tak lain karena kebijakan yang dibuat Gedung Putih dan
cabang-cabang legislatif telah diwarnai kekuatan lobi Israel.
Dengan lobi dan dana yang diberikan lobi Yahudi
dalam kampanye pemilihan presiden, gubernur, senator di Amerika, praktis
membuat kekuatan Israel yang tergabung dalam ZPC –Zionist Power Configuration
atau Galangan Kekuatan Zionis– memiliki taring menekan Kongres dan pembuat
kebijakan senior untuk mengeluarkan kebijakan yang bisa menghancurkan
musuh-musuh Israel melalui sanksi ekonomi, bahkan perang. Padahal, di sisi
lain, hal itu merugikan Amerika.
Kongres pun jadi semacam institusi yang dikuasai
zionis. Di balik lobi dan pemberian dana yang dikucurkan ZPC dan lobi Israel,
Amerika tidak ubahnya boneka Israel. Pasalnya, Israel telah mengendalikan peta
politik, ekonomi dan militer negara Amerika. Ironisnya, kekuatan lobi Israel
itu menjadikan Amerika lengah. Di balik invasi Amerika terhadap Irak, tidak
disangsikan, jika Israel menjadi motor perang di balik itu. Lebih-lebih, dengan
terpilihnya David Petraeus sebagai pemimpin perang.
Meski invasi ke Irak tak menuai keberhasilan
tetapi Amerika tetap menutup mata. Bahkan sekarang Amerika ingin melancarakan
perang melawan Iran -perpanjangan perang melawan Irak, Afghanistan, Somalia dan
Libanon. Modus perang imperial membangun kekuatan negara, tak dapat disangkal
sudah tidak zamannya lagi. Terbukti, perang yang dilancarakan Amerika atas
tuntutan Israel tak saja telah melemahkan demokrasi Amerika tetapi juga
merupakan pemborosan.
Dengan perang imperial itu, Amerika sebenarnya
ingin meraih dan membuka kesempatan pasar atau menumpuk pundi-pundi keuangan
sebagaimana perang di zaman dulu. Tetapi, keadaan telah berubah dan Amerika
tetap memakai modus lama. Tak mustahil, jika “kesempatan emas” dalam merebut
pasar dunia itu, kemudian diambil alih oleh jaringan negara investor dan
perdagangan baru seperti China, Jepang, Eropa dan India. Maklum, kini
imperialis pasar (ekonomi) tidak tergantung payung militerisme, tapi lebih pada
posisi superior di pasar dan pembangunan yang hebat dalam kekuatan produksi.
Tak salah, jika perang yang dilancarkan oleh
Amerika demi menuruti kehendak Israel –untuk menyerang Irak, Afghanistan,
Somalia dan Libanon yang akan dilanjutkan invasi ke Iran telah menjerumuskan
Amerika gagal membangun kerajaan ekonomi. Militerisme yang dijadikan oleh
Amerika dalam membangun kekuatan global telah menghancurkan Amerika. Fakta itu
membuat Amerika terpuruk dalam posisi persaingan global. Amerika menghabiskan
uang dalam jumlah besar untuk membangun markas militer dan perang. Akibatnya,
Amerika merosot. Pada 2008, Amerika mengalami resesi besar. Jika serangan
terhadap Iran dilaksanakan, Amerika akan dilanda krisis lebih besar. Amerika
berada di ambang kehancuran.
Dengan sejumlah fakta dan data, Petras
mengungkap akar di balik kehancuran fondasi politik, ekonomi dan militer
Amerika. Tidak dapat disangkal, jika fakta dan data itu membuka mata kita bahwa
Amerika ternyata tidak lebih sebagai boneka dan telah dijajah oleh Israel.
James Petras mengungkap bahwa lobi Israel dan Yahudi, tidak lain sebagai biang
dari kehancuran itu. Trik dan cara kerja dari lobi Yahudi, rupanya tidak mampu
membuat Amerika yang selama ini dikenal sebagai negara adidaya dan negara besar
di peta dunia, punya cara ampuh untuk mengelak dari tekanan dan penjajahan
Israel.
Itulah proyeksi Petras akan kehancuran Amerika.
Jika Amerika tak bisa lepas dari tekanan Israel, pasti akan semakin terpuruk.
[*]
Dimuat
di Jurnal Nasional, 14 Maret 2010
Sumber:
http://resensibuku.com/?p=598
http://resensibuku.com/?p=598
Tidak ada komentar:
Posting Komentar